In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ketika engkau mendapati tidak ada seorangpun selain Allohu Ta'ala bersamamu, maka ketahuilah bahwasanya Allohu Ta'ala sudah lebih dari cukup dibandingkan segalanya.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi.." (As-Suusiy)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhainya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam syurga-Ku.." (Al-Fajr : 27-30)

Recent Posts

Rabu, 09 September 2015

throwback

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful


Time surely flies so fast..

Memang, waktu selalu berjalan begitu cepat. Dalam hitungan bulan saja, semenjak terakhir kali aku memposting cerita di masa koasku kemarin, banyak hal yang telah terjadi. Cerita yang pernah kuposting itu hanya sedikit dari apa yang terjadi selama masa koasku. Setelahnya masih banyak hal menarik yang tentunya bisa diceritakan namun terlalu berat untuk dituliskan. (Alasan :P)

Rasanya sayang ketika aku mencoba untuk melupakan masa-masa koasku dulu. Melewati setiap stase demi stase demi predikat seorang dokter umum. Loncat dari satu ujian ke ujian yang lain ,mulai dari teori, praktek dan pemeriksaan fisik pasien semuanya harus dijalani. Tapi apapun itu, aku sangat bersyukur telah berhasil menyelesaikan studi di kedokteran. Menjalani setiap prosesnya dengan kelancaran. Alhamdulillaah..

Semua terjadi karena kebaikan dari Sang Pencipta. Aku bertemu banyak orang luar biasa selama koasku. Satu kelompok unik yang tak banyak konflik. Para konsulen, mulai yang baiknya teramat sangat hingga yang galaknya seperti naga marah yang menyemburkan api dan asap. Hihi. Dan tentunya, semua itu tak akan lengkap tanpa kehadiran mereka. Guru-guru tanpa tanda jasa bagi seorang dokter muda. Mereka adalah pasien. Yap, pasien adalah guru terbaikku selama koas. Mereka berbaik hati meluangkan waktu untuk kuperiksa ditengah-tengah rasa sakit yang sedang dia derita. Bahkan tak jarang pasien yang justru merasa sangat berterimakasih ketika kuperiksa, bersikap ramah kepadaku, bahkan sampai ada yang khusus membawakan kado untukku. Sungguh, membuatku terharu. Apalagi aku masih seorang dokter muda yang masih banyak belum tahu. Hm, rasanya masih ingin melakukan banyak hal baik untuk mereka. Semoga setiap kebaikan mereka menjadi pelecut bagiku untuk lebih giat belajar. Agar tak mengecewakan pasienku kelak.

Dari semua stase yang aku lewati, mungkin ada 2 stase yang paling berkesan. Stase itu adalah stase anak dan penyakit dalam. Keduanya memang stase besar, yang justru terasa sangat melelahkan ketika dijalani. Namun, entah kenapa  justru di kedua stase itu aku sangat bersemangat untuk belajar dibandingkan stase lainnya. Stase anak teramat berkesan karena aku bersama dengan teman-teman yang baik hati dan menyenangkan. Stase luar kota di Banyumas juga sangat berkesan karena aku bertemu dengan residen baik hati dan juga pintar. Beliau tak pelit untuk membagi ilmu dan sangat jitu dalam menebak diagnosis pasien. Sayang, hanya 3 minggu kami bersama. Padahal masih banyak ilmu yang ingin kuserap dari beliau.

Stase penyakit dalam juga terasa menyenangkan. Awalnya aku sangat takut menjalani stase ini, karena katanya banyak teman koas yang terpaksa mengulang ujian hingga harus mundur dari jadwal. Mengawali stase ini aku sungguh berdoa agar diberikan kemudahan dan kelancaran. Dan terbukti, Ia dengan baik hati menjawab do’aku. Stase ini mengajarkan banyak hal yang tak hanya tentang kedokteran. Namun juga tentang pertemanan, kemandirian dan kerja keras. DI stase ini aku menikmati setiap proses pembelajarannya. Hingga akhirnya berhasil menyelesaikannya dengan nilai yang tak terduga. Alhamdulillaah..

Maka dari itu syukurku tak terungkapkan pada Sang Pemberi Kemudahan. Ia telah berbaik hati memberikanku kesehatan, kekuatan serta keselamatan dalam menjalani studi di kedokteran. Ia selalu membantuku melewati setiap kesulitan, membuatku menjadi kuat dalam permasalahan, serta memudahkan setiap urusan. Tanpa pertolongan dari Nya, aku tak mungkin bisa. Karena-Nya, aku bisa menjadi seorang dokter umum dengan tepat waktu dan meraih nilai yang memuaskan. Semua yang kujalani, terjadi atas kuasa-Nya,  karena Ia pasti selalu tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Yap, time surely flies so fast..

Kini dengan predikat dokter di depan namaku, tentunya ada amanah baru yang harus dipertanggungjawabkan. Semoga Allaah mampukan diriku untuk menjadi seorang muslimah yang juga seorang dokter. Agar kelak aku dapat mengisi setiap waktu dalam hidupku dengan kebermanfaatan. Aamiin :)
                                                                                                                                                     


dr. Nafsa Muthmainna