In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ketika engkau mendapati tidak ada seorangpun selain Allohu Ta'ala bersamamu, maka ketahuilah bahwasanya Allohu Ta'ala sudah lebih dari cukup dibandingkan segalanya.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi.." (As-Suusiy)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhainya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam syurga-Ku.." (Al-Fajr : 27-30)

Recent Posts

Jumat, 17 Februari 2012

ilmuku hilang kemana?

bismillahirrahmaanirrahiim
 In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful



Sedikit cerita tentang kuliah saya.

Libur sudah menjelang pergi. Membayangkan semester depan yang akan datang rasanya akan lebih berat dibandingkan sebelumnya. Banyak urusan yang harus terpenuhi. Banyak janji dan amanah menyertai. Namun tak boleh mengeluh, harus tetap semangat! ^^

Nah, selama libur ini banyak sekali hal yang saya renungkan. Tentang ibadah, mama, bapak, keluarga, serta teman-teman dan banyak hal yang harus diluruskan sebelum terlambat. Satu yang menggelitik saya, adalah merenungkan tentang ilmu yang saya dapatkan selama saya duduk di bangku kedokteran ini. Betapa saya merasa ilmu hilang tiada berbekas. Padahal saya sudah ikat dengan catatan yang menumpuk, bahkan kadang beberapa teman sampai mengcopy catatan saya meski saya tak yakin bisa dibaca (tulisan saya aneh soalnya). Namun, setelah ujian blok usai, ilmupun seakan hilang entah kemana. Sudah berapa ujian blok terlewati, namun tetap saja rasa sedih selepasnya menyertai.


Sedih. Saya khawatir, seperti biasanya ilmu saya hilang. Mengapa sulit sekali mengikat ilmu di hati. Baru beberapa bulan lalu saya mendapat satu materi tentang penyakit itu, sekarang sudah lupa. Anatomi hilang, skills terlupa, fisiologi tak ingat sama sekali, patologi tak yakin. Mau jadi dokter macam apa kau nafsaa! >.<. Tidak selamanya bisa beralasan "Maaf, saya masih semester 1 belum dapat materi itu semua". Sekarang waktu sudah beranjak cepat, tiba-tiba sudah duduk di semester 6, masak mau pake alasan sama --'?

Sedih. Sedih. Sedih.

Namuuun,
saya mendapatkan jawabannya.
Taraaa!

Silakan dibaca yaa.

Pertanyaan.Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Ali Syaikh ditanya, “Saya seorang yang mempunyai keinginan untuk menuntut ilmu dan ingin memberi manfaat kepada orang lain. Akan tetapi problem yang dihadapi adalah selalu lupa dan tidak teringat sedikitpun dalam pikiran saya akan ilmu yang saya dengar. Apakah nasehat Syaikh kepada saya ? Semoga subhanahu wa ta’ala membalas kebaikan antum ya Syaikh.


Jawaban
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, manusia berbeda-beda dalam menuntut ilmu, tidak setiap penuntut ilmu menghafal ilmu yang telah ia dengarkan. Akan tetapi (ia tentu) hafal sedikit dari ilmu yang ia dengar. Ilmu itu diperoleh sedikit demi sedikit. Jika terus menerus diulang maka akan hafal. Saya menasehati agar berusaha dan bersungguh-sungguh menghafal Al-Qur’an. Karena menghafal itu adalah suatu tabiat, dengan menghafal dan mengulang-ulangi, maka hafalan akan terus bertambah dan akan semakin kuat.Barangsiapa bersungguh-sungguh ia akan dapati bahwa dengan menghafal Al-Qur’an akan memulai jalan untuk membuka “daya hafalannya”. 


Jika penanya belum hafal Al-Qur’an, hendaklah menghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu sejumlah ulama pada masa lalu tatkala seorang penuntut ilmu masuk ke masjid ingin berguru dan menuntut ilmu kepada para syaikh setiap hari, sedangkan ia belum hafal Al-Qur’an, maka para syaikh tersebut berkata kepadanya,”Hafalkan Al-Qur’an terlebih dahulu! Setelah hafal kembalilah kepada kami! (yang demikian itu) karena menghafal Al-Qur’an akan membukakan “kekuatan untuk mengingat”.Oleh karena seseorang yang telah mencoba menghafal Al-Qur’an, misalnya ia menghafal 10 juz, butuh waktu 8 jam untuk menghafalkannya. Ia pun harus mengulangnya kala itu. Akan tetapi setelah pada 20 juz yang terakhir, akan mudah dan mudah (sekali), hingga barangkali ia hafal 3/8 dari ½ juz dalam waktu antara maghrib dan isya atau sesudah subuh. Ini adalah suatu kenyataan, karena daya ingat akan terus bertambah jika selalu dilatih dan dipraktekkan. 


Oleh karena itu saya menasehatinya agar menghafal Al-Qur’an dan sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena ilmu akan bertambah dengan izin Allah Jalla Jalaluhu dan hafalan akan datang insya Allah.[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 02 Dzulqo'dah 1423/Januari 2003. Diterbitkan : Ma'had Ali Al-Irsyad Jl Sultan Iskandar Muda 45 Surabaya]***
Artikel muslimah.or.id

Jleb jleb! Ini nasihatnya benar mengena. Sungguh. 
Tak ada lagi alasan.
#henshin!

-nm-

Selasa, 14 Februari 2012

karena cinta itu sederhana

Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Merciful

Karena cinta itu sederhana.



Sungguh, cinta itu sederhana adanya. Hanya saja ketika ia mulai tercampur dengan berbagai macam keinginan manusia ia menjadi rumit layaknya benang wol yang kusut tak tahu ujung dan akhirnya. Terkadang, yang kita perlukan adalah mencoba melihat nya dari sudut pandang yang berbeda dari kebiasaan manusia. Gunakanlah hati. Gunakanlah rasa. Karena kesederhaan cinta itu ada. Simaklah..

Sebuah subuh, ketika seorang suami hendak bepergian jauh. Sang suami mesra berpamitan dengan istri tercinta. Mencium kening sang istri, ia berucap “Sayang, oleh-oleh apa yang ingin kubawakan untukmu?”. Sang istri tersenyum, berat melepaskan kepergian suami. “ Bagiku, engkau pulang dengan selamat, tanpa kurang suatu apapun sudah jauh lebih dari cukup. “.

Inilah kesederhanaan cinta. Tak menuntut apapun. Karena bagi seorang istri, keberadaan seorang suami di sisinya sudah lebih dari cukup dibandingkan buah tangan terindah apapun.

Suatu malam. Sang suami terpaksa pulang malam. Istri dirumah pun cemas menunggu. Beberapa jam terlewati, sang suami yang ditunggu tak kunjung datang. Makan malam buatan sang istri belum tersentuh sama sekali. Sang istri khawatir, suami belumlah makan malam hingga ia menunggu suami untuk makan bersama. Cemas tak tertahankan. Malam pun sudah teramat larut. Istri yang keletihan menunggu pun tertidur di samping pintu rumah. Berharap, jika sang suami mengetuk pintu, ia dapat segera mendengar dan membukanya untuk suami tercinta. Sang suami akhirnya pulang ke rumah. Dengan perut kosong, ia yakin sang istri telah memasakkan makan malam untuknya malam itu. Namun, ketika mendapati waktu telah beranjak larut saat pulang, ia tak tega mengetuk pintu. Kasihan, sang istri pasti sudah tertidur. Menunggu pagi tiba, ia keletihan. Tertidur di depan pintu rumah. Sepasang suami istri itu sama-sama tak tahu, bahwa mereka hanya dipisahkan oleh pintu depan rumah mereka. Dengan kondisi yang sama, menahan lapar, menanti pasangannya.

Inilah kesederhanaan cinta. Setia, tanpa diminta. Menyayangi tak hanya lewat lisan,namun juga dalam kehidupan keseharian. Tak menanti balasan.

Ketika sang suami telah dihadapan istri, ia mencium kembali kening istrinya. Istripun bahagia tiada terkira. Melihat suami yang keletihan, ia segera mempersilakan suami untuk beristirahat. Senyum bahagia terpancar dari wajah sang istri. Suami yang juga tersenyum, malu-malu memberikan sesuatu untuk istri. Sebuah buah tangan, bukan tas bermerk, sepatu mahal atau bahkan perhiasan. Namun sepotong pakaian baru untuk sang istri. Sederhana, namun manis. Sang suami menyadari betul, sang istri tak pernah meminta dibelikan apapun. Ia hanya ingin, istri bahagia dengan pakaian barunya. Karena istrinya selama ini telah bekerja keras menyediakan keperluannya. Serta menjaga buah hatinya dengan penuh cinta. Istri yang tak menyangka suaminya membawa buah tangan sangat bahagia. Sungguh, suaminya penuh perhatian padanya. Tanpa ia minta pun, suami mengerti. Pakaian rumahnya saat itu sudah penuh tambalan disana-sini. Betapa suaminya memperhatikannya.

Inilah kesederhaan cinta. Perhatian kecil dari suami yang patut dipuji. Ia memahami, tanpa kata. Ia peduli tanpa banyak bicara. Baginya, sebuah senyum yang terpancar dari wajah istrinya sudah cukup untuk membahagiakan hatinya.

Kata orang, dalam kehidupan berumah tangga ada dua hal yang tak boleh lepas. Yakni sabar, dan syukur. Suami yang sabar akan kepribadian istrinya. Menyadari bahwa wanita diciptakan lebih lemah dari lak-laki. Suami yang sabar pada istrinya, akan memahami terkadang wanita memang adakalanya “bengkok” layaknya rusuk pertama. Suami yang sabar, akan memahami, terkadang istri tidak membutuhkan solusi, ia hanya membutuhkan teman berbagi. Betapa banyak cerita suami yang tak sabar pada sang istri. Pukul sana, pukul sini, bentakan, caci maki dan ucapan kasar terus menyertai kehidupan rumah tangganya. Sungguh, tak pantas bagi seorang suami untuk berbuat demikian. Tidakkah ia mengingat bahwa..

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah no. 284)

Selanjutnya..

Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (H.R. Ibnu Hibban).

Sedangkan sifat yang harus dimiliki seorang istri adalah syukur. Bersyukur dengan apapun yang diberikan oleh suaminya. Bersyukur atas kehidupan rumah tangganya. Ia tak pernah melirik rumah tangga lain, dengan penuh kemewahan dan cerita yang ada didalamnya. Ia mensyukuri, apapun yang diberikan suami haruslah dihargai. Betapa ia menyadari suaminya telah berpayah-payah mencari nafkah bagi penghidupan rumah tangganya. Istri yang bersyukur pada suami, istri yang beruntung. Karena ia mampu memahami bahwa kehidupan dunia tak abadi. Kebahagiaan sejati, bukan pada harta, kedudukan dan rupa yang dimiliki oleh suami. Namun pada bagaimana ia menata hati dan mensyukuri. Banyak cerita istri yang tak mampu mensyukuri suaminya. Menjadi seorang isti yang tunjuk sana-tunjuk sini. Ingin ini, ingin itu. Membandingkan rumah tangganya dengan rumah tangga orang lain. Merasa suami belumlah mampu memenuhi kebutuhannya. Sungguh, sudah seharusnya ia mengingat, bahwasanya..

Rasulullah shollallohu ‘alaih wa sallam bersabda, “Saya melihat  kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita.” Para sahabat bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka mengingkari keluarga dan kebaikan-kebaikan suami. Jika sekiranya engkau berbuat baik kepadanya, lalu ia melihat sedikit kekurangan darimu, maka ia berkata: ‘Saya tidak melihat suatu kebaikan darimu sama sekali’.” (HR. Al-Bukhari No. 29 dan Muslim No. 907)

Percayalah. Cinta itu sederhana.



Further reading :


-nm-

Minggu, 12 Februari 2012

momen pulang

bismillahirrahmaanirrahiim 
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful

Sebagai seorang pelajar yang merantau dari orangtuanya, ada momen tersendiri ketika pulang ke rumah. Jarak yang tak terlalu jauh, hanya satu jam perjalanan menggunakan kereta api atau dua jam menumpang bis menjadi cerita yang tak pernah lepas setiap bulannya. Karena itulah, hampir setiap pekan momen pulang menjadi sesuatu kebiasaan yang tak terlewatkan.

Pulang. Selalu menyimpan cerita.

Perjalanan
Perjalanan pulang menjadi satu hal yang harus dilalui sebelum merebahkan diri di hangatnya kasur rumah. Sang ular kuning atau pink yang berbaik hati mengantarku menyeberang kota telah menjadi teman setia setiap pekannya. Hanya satu kali bis menjadi alternatif pilihan kala pulang. Sisanya, duduk di dalam lambung ular panjang yang membelah persawahan batas kota menjadi sarana yang mengasyikkan.

Pemandangan alam, selalu saja tak membosankan. Sudah kesekian kali melewati jalan yang sama. Alam yang disajikan pun sama. Tapi tak pernah sekalipun bosan menggelayuti hati kala menatap langit biru yang menyegarkan, atau sawah yang menyejukkan mata. Apalagi momen setiap kali melewati pegunungan di sebelah selatan, mata ini sungguh enggan terpejam. Tak bosan dan puas untuk terus menatapnya. Bertanya dalam hati, kapan bisa menjelajahnya. Karena dari jendela kaca kereta, pegunungan ini tampak hanya sepelemparan batu. Dekat. Megah. Menantang.

Membayar Hutang
Pulang bagiku merupakan salah satu cara membayar hutang yang tertunda. Hutang kewajiban berbakti pada mama, menjadi adik untuk kakak, menjadi kakak untuk adik, serta menyelesaikan kewajiban menjadi bagian keluarga. Tak ada dalam kamus saat pulang menjadi sarana bermanja ria. Ini waktuku membayar hutang yang selama ini tak bisa kutunaikan selama di kota perantauan. Kewajiban membantu mama, menceritakan kisah sepekan yang belum tersampaikan. Mendengar celoteh adik perempuanku hingga larut malam. Mengantar adik lelaki berbelanja keperluannya di pondok. Menjadi pendengar cerita kakak yang tak bosan diulang-ulang. Menyadarkan hati, untuk terus mendo'akan ayahanda yang menanti bakti  seorang putri.

Menata Hati
Yap! Pulang menjadi sarana menata hati. Meninggalkan hiruk pikuk perkuliahan di kota seberang. Berjanji dalam perjalanan pulang, setelah ini dirumah harus lebih banyak tersenyum. Melupakan sejenak penatnya kesibukan. Momen pulang pun menjadi tempat kala belajar memahami banyak hal. Perbedaan yang dirasakan sejak dahulu. Mandiri, seperti biasanya, sejak jamanku kecil dulu. Tak perlu diperhatikan atau membutuhkan perhatian. Mengingatkan diri sendiri, tak perlu memikirkan apa yang orang lain berikan untukmu, namun apa yang bisa kau berikan untuk orang lain. 

Perbaikan Gizi
Saatnya pulang, saatnya banyak makan. Setelah di perantauan jarang memperhatikan pola makan, momen pulang seakan menjadi cara tersendiri untuk mengganti kebutuhan. PGAK ( Perbaikan Gizi Anak Kos) menjadi program yang tak lupa dilakukan. Apalagi jika ada acara keluarga besar. Yes! Banyak makanan bertebaran. Kadangkala sesama sepupu yang merantau saling tertawa ketika sedang mengambil makanan. Porsi anak kosan, bolak-balik ambil makanan. ^^

Mengisi Semangat
Pulang adalah momen mengisi semangat yang mulai tercerai berai di kota Pelajar. Kala melihat perjuangan mama, membesarkan keempat anaknya seorang diri. Malu menggelayuti. Bagaimanakah diri ini bisa malas belajar, malas kajian, malas-malasan,  sedang mama selama ini terus berjuang? Pantaskah lisan ini mengeluh atas beban kesibukan sedangkan mama jauh lebih sibuk? Yap! Suka sekali bagian pulang yang ini. Kala harus menyadari, bahwa ada tanggung jawab yang harus dipikul. Dalam setiap langkahku, ada bulir keringat mama yang berjuang, airmata mama dalam pengharapan, serta do'a mama yang terucap lirih di akhir sepertiga malam. Pulang, adalah momen mengisi semangat terbesar. Semangat untuk terus berjuang menjadi seorang yang jauh lebih baik.

Setiap pulang, selalu ada janji pada diri sendiri. 
Janji untuk menyediakan hati, telinga dan senyuman yang lebih banyak untuk mereka.
Keluarga tercinta.

-nm-

Sabtu, 11 Februari 2012

dalam diam


Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful



Merenungi. Dalam diam.
Terjebak. Tak berujung.
Letih. Lelah. Aku bosan
Sudah cukup. Hentikan.

Dulu.
Berbincang tentang masa depan.
Selalu mengasyikkan.
Sekarang.
Menyeramkan.
Terlena dalam dekapan angan.

Sedih. Pasti.
Senang. Tak terkirakan.
Alloh mengerti.
Bertahan.


Karena memang hanya sang waktu, yang berbaik hati mengobati kesedihan.  Dan terkadang untuk membuat seseorang menyadari apa yang ia rasakan, justru cara terbaik adalah melalui hal-hal yang menyakitkan –sbr-

Maka berhati-hatilah!
Ketika meletakkan dan memberi harapan pada waktu dan tempat yang salah.
Karena tidaklah seseorang berharap, kecuali ia telah terlebih dahulu diberi harapan.

Sabtu, 04 Februari 2012

penghisap maut

Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful



Ada yang tidak tahu apa itu rokok?
Well, jika anda orang Indonesia..maka saya asumsikan anda mengetahuinya. Karena rokok sangat BIASA ditemukan disini. Mengapa? Lihat saja sekitar! Iklan-iklan rokok merajalela dimana-dimana bak jamur yang tumbuh di roti basi. Hampir setiap sudut (terutama di kota) pasti akan dijumpai seorang yang menghisap rokoknya kuat-kuat. Kemudian menghembuskan sisa asapnya ke udara. Mengenaskan.

Saya pun begitu.
Saya mengenal rokok sejak kecil. Bagaimana tidak, eyang saya dulunya adalah perokok berat sebelum beliau meninggal dunia. Bahkan, ketika kecil dulu saya sering sekali meminta eyang atau yang biasa saya panggil dengan Mbah Kakung untuk melakukan atraksi rokok untuk saya. Caranya? Mbah kakung akan merokok, kemudian saya akan meminta mbah kakung membentuk asap lucu-lucu setelahnya. Favorit saya saat itu bentuk donat. Asap dengan bentuk lingkaran dengan lubang ditengahnya. Namun setelah besar, saya mulai membenci rokok. Apapun merknya, harganya, rasanya. Saya tak suka.

Saya dulu tak paham rokok itu tak sehat. Saya hanya tahu, orang yang merokok itu menyebalkan. Orang yang merokok itu adalah orang egois yang tak punya hati. Menghisap rokoknya yang katanya nikmat sesaat kemudian membuang sampahnya ke udara bebas. Membuat orang lain merasakan bau tak sedap karenanya. Untuk saya mencium asap rokok bisa membuat saya ingin sekali muntah. Apalagi di tempat umum. Pernah kejadian, ketika saya ikut bapak pulang dari Yogya menuju Solo naik bis umum, samping saya ada orang yang merokok. Padahal saat itu bis sedang penuh sesak tak karuan. Akhirnya karena tak tahan, saya muntah di sepatu orang itu. Haha. Salah sendiri, merokok di tempat umum.

Dan kini, miris rasanya melihat rokok merajalela laris manis bak kacang goreng di pemutaran layar tancap. Setiap orang bisa merokok. Anak kecil, remaja, dewasa bahkan lansia. Semua orang bisa merokok dengan mudahnya. Akses untuk merokok pun tak susah. Lihat saja iklan-iklan di TV.  Banyak iklan menipu yang mengidentikkan rokok dengan lelaki sejati. Huek. Yang percaya itu benar-benar tidak bisa berpikir jernih tampaknya. Lelaki sejati, tak akan mampu mengorbankan uang untuk anak istri demi sepuntung rokok yang akan perlahan membunuhnya! Lelaki sejati itu ya lelaki sholih, dan tentu saja lelaki sholih tidak merokok. Lelaki sholih itu lelaki yang pasti takut pada Rabb-Nya dan tunduk pada perintah agama. Sayang istri dan keluarga, serta bertanggung jawab dan dapat dipercaya*ups, malah ngelantur*.

Back to topic. Yah, lihatlah. Harga rokok di Indonesia juga tak mahal. Bahkan dengan harga 500 rupiah pun, sebatang rokok bisa menempel ditangan. Miris. Harganya bahkan lebih murah daripada memompa ban sepeda motor di kota. Apalagi di kota-kota yang banyak pelajarnya seperti Yogya. Di warung-warung burjo,banyak sekali yang menjual rokok secara eceran. Membuat bisnis rokok menjadi raksasa besar yang sulit di taklukkan. Apalagi target pasarnya sangat luas. Tak terbatas. Orang tua, dewasa, pria, wanita, remaja, bahkan anak-anak.

Sekarang, setelah saya duduk di bangku kedokteran, saya mengerti. Bahaya rokok memang tak cuma isapan jempol semata. Banyak zat berbahaya di dalamnya. Nikotin, Tar dan ribuan zat kimia lainnya terkandung dalam satu puntung rokok dengan harga murah. Efeknya? Luar biasa. Meracuni tubuh perlahan. Dan kelak, akan menjadi pembunuh yang menyeramkan.

Tahukah anda, selama saya kuliah di kedokteran faktor risiko dari kebanyakan penyakit yang saya temui adalah perokok. Faktor risiko artinya, kemungkinan risiko seseorang yang merokok untuk terkena penyakit itu jauh lebih besar (berkali-kali lipat) dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Apa saja penyakitnya? Well, perlukah saya menyebutkannya? Banyaaak sekali. Mulai dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Arteri Perifer hingga yang paling menyeramkan bagi kebanyakan orang : KANKER PARU. Sebenarnya masih banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh rokok. Tapi jika saya sebutkan, tulisan ini pasti akan teramat sangat panjang.

Dan yang menyedihkan lagi adalah, ketika seseorang merokok orang disekitarnya juga akan menghisap asap rokok tersebut. Tentu saja ini akan membuat sang perokok pasif ini juga rentan terhadap bahaya dari rokok itu. Second-hand smoker memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner 5 kali lipat dibandingkan dengan orang yang bebas dari asap rokok. Kasihan sekali ya. Hanya karena berada di sekitar orang yang merokok, ia juga terkena dampak bahayanya. Praktis, perokok aktif pasti memiliki dosa tambahan tentunya. Selain meracuni dirinya sendiri, ia juga membuat orang teracuni karena rokoknya. Ckckckc.

Sekarang, tak perlu saya berpanjang lebar. Silakan lihat video dibawah ini ya. Saya dapatkan dari kakak kos yang me-link-kan di fb saya. Semoga bisa membuka mata kita akan bahaya merokok.

-nm-