bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful
Lelah?
Aku juga.
Sibuk?
Yap, begitupula aku.
Tapi setidaknya balaslah sms ku.
Sesulit itukah?
Kalimat ini beberapa hari ini memenuhi ruang pikiranku. Saat dimana kesibukan terasa menghimpit jiwa dan raga. Tak perlu kusebutkan, tapi yang jelas fisik ini lama kelamaan terasa berat untuk menjalaninya. Setiap bangun pagi, badan tak pernah sesegar yang lalu. Capek yang terakumulasi. Letih yang tertumpuk. Hak tubuh yang sering tertunaikan dengan cara yang tidak sempurna.
Tak apa. Ini pilihan yang harus dijalani. Bukankah sudah menjadi prinsip, untuk menyelesaikan dengan baik apa yang telah dimulai? Tak perlu ada rasa berat, mengeluh, merutuk. Nikmatilah sebagai sebuah coretan yang tergores dalam catatan hidup. Jalani dengan hati yang ikhlas, dan penuh semangat. Tunggu tanggal mainnya, pasti ada yang istimewa menunggu masa.
Ruwet? Sangat. Apalagi saat orang-orang yang dulu kita pilih mulai berubah haluan. Kata-kata pembuka itu menjadi buktinya. Hanya kesabaran, dan terus berbaik sangka menjadi obat sakit saat ini. Kala hati mulai mengeruh oleh karat-karat tak tersadarkan. Hanya do’a pada-Nya lah yang menjadi penguat. Untuk senantiasa meluruskan niat dan tekad.
Maka, kata-kata selanjutnya menjadi penghibur hati yang tak terbatas. Seringkali menggumamkan kata ini dalam hari. Setiap pagi menjelang, kala pundak memberat, waktu senyum terasa berat untuk terkulum, saat menuju peraduan malam.
“If it is not for You, then for who?”
Jalani lah semua karena-Nya. Inginku, semua ini tak hanya berbuah di didunia. Akhiratpun turut serta. Karena ATP yang terkuras untuk semua ini akan sama. Namun hasilnya akan berbeda jika niatnya berbeda. Apa yang membedakannya? Yap. Pahala. Dan keridhoaan-Nya.
Jika bukan untuk-Nya, untuk siapa lagi? Jika bukan karena-Nya, karena siapa lagi?
Alloh mengerti sejauh mana engkau berusaha cha.
Sahabat itu hilang timbul, keluarga pun memiliki masa tersendiri.
Tapi Ia. Selalu ada. Alloh, selalu ada.
-nm-