Recent Posts

Rabu, 03 Oktober 2012

Untukmu, hati.

Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful


Untukmu, hati.
Wahai hatiku, sekian lama aku selalu mencoba berdamai denganmu. Memahamimu sepenuhnya, mengajakmu berbicara dalam renungan panjang yang tak pernah ku tinggalkan. Namun, meski jabatan padamu terus ku lakukan, hingga saat ini tetap saja tak kuasa aku melihatmu berubah arah. Terombang-ambing.

Aku menyadari, hati jauh lebih licin dari apapun. Bahkan dari belut sawah yang kupegang di tanganpun, engkau jauh lebih licin. Engkau sangat mudah berubah arah, duhai hatiku. Disatu  waktu aku  melihatmu teguh dalam kebenaran menjaga agama. Namun di sisi lain, kulihat kau pun lalai karena maksiat yang tak kau sadari sendiri. Apa maumu?

Ketika aku mendapatimu tegas pada mereka, lawan jenismu. Kekagumanku padamu bertambah. Betapa engkau berusaha menutup seluruh celah yang akan membuatmu ternoda. Memerintahkan para pasukanmu untuk waspada setiap saat. Mata yang menunduk, lisan yang berkata benar, dan kaki yang melangkah dalam kebaikan. Semua atas perintahmu. Karena engkau ibarat raja dalam jasadku yang lemah ini. Ketika engkau baik, jasadku pun akan baik.

Namun, sering pula kilihat kau lalai. Berpanjang angan untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Berpikir hal yang tak sepantasnya dipikirkan oleh seorang muslimah. Hasad, khianat, prasangka buruk, dan semua musuh dari syaithan seakan siap menyerbumu kapanpun kau lalai. Kau baru menyadarinya ketika hitam mulai memenuhi pekatmu. Futur. Mengeras dan ternoda.

Hatiku.
Aku mengerti. Sungguh mengerti. Betapa engkau sering gelisah dan risau mengingat janji-Nya tentang pasangan hidup. Penasaran, ingin tahu, tak sabar, semua seakan menjadi satu rasa yang sulit kau ungkapkan. Banyak caramu mengalihkan perhatian untuk urusan ini. Namun, saat teman-teman di sekitarmu mengungkitnya, kau mudah sekali lemah. Bertanya, dan mulai berpanjang angan. Siapa ya?

Hatiku, yang kuinginkan dalam kebaikan selalu.
Satu pintaku padamu. Bersabarlah. Tidakkah engkau percaya, Alloh-lah Sang Maha Menepati Janji? Tiadalah Ia berjanji, kecuali Ia akan menepatinya. Tak perlu gelisah, risau, gundah dan gulana. Alloh sudah mengatur semuanya. Bersabarlah dalam penantianmu. Karena kelak ketika berbuka, akan kau rasakan manisnya penantianmu selama ini. Nikmat yang berbalut ridho-Nya. Halal yang di berkahi-Nya. Menyenangkan bukan? Tak maukah dirimu merasakannya?

Sekarang hatiku.
Mari kita berusaha bersama memperbaiki diri. Aku dan kamu. Kita mesti seirama. Seiring dengan aliran darah dalam jasadku, aku berharap kita selalu dalam kebenaran yang nyata. Menjemput setiap ilmu yang ada. Memuroja’ah pelajaran yang kita dapatkan bersama. Mengulang-ulang hafalan alqur’an dan hadits yang sering terlupa. Serta ilmu dunia yang tak boleh dilalaikan juga. Bersamamu hati. Mari kita berusaha.

-bersabarlah wahai jiwa, sungguh penantian ini tak akan lama-

 muthmainnafs
101111

3 komentar:

Sabar itu memang pahit, tapi buahnya akan lebih manis dari madu, insyaAllah..

Ishbiri ya, Ukhti.. *smile*

jagalah hati jangan kau nodai, jagalah lentera hidup ini...
jagalah hati jangan kau kotori, jagalah hati cahaya illahi.(Nasihat AA Gym)

mbak Zahra :
suka sekali dengan kalimat itu
:)

insyaa Allah, saling mendo'akan ya, Mbak.

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^