Recent Posts

Sabtu, 01 Juni 2013

#1 Stase Anestesi : Terbius di Stase Anestesi


Bismillaahirrahmaaniirrahiim
In The Name of Allaah The Most Gracious The Most Merciful


Terbius di Stase Anestesi.



Kalimat diatas adalah kalimat yang cukup menggambarkan kondisi saya di stase pertama dunia rotasi klinik. Wah, pertama kali memasuki stase ini deg-degan tak kunjung hilang rasanya. Ini stase pertama saya. Ini langkah awal saya di dunia koas. Dan qaddarullaah saya terpilih menjadi Chief Stase Anestesi. Lengkap sekali rasa gugup menyelimuti langkah kaki saya ketika beranjak dari kampus menuju rumah sakit. Apakah saya mampu menjalaninya? Pertanyaan itu terus berulangkali berputar dalam benak saya.

Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Stase Anestesi merupakan stase kecil yang akan berlangsung selama 4 pekan. Dan selama 10 hari di stase ini saya dan dua orang teman saya akan bertugas keluar kota. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan di stase pertama ini. Tidak semua bisa diceritakan disini, namun percayalah saya tak pelit untuk berbagi. Hubungi saja jika ada yang ingin ditanyakan.. *halah*

Awal stase kami dipusingkan untuk menyelesaikan target tutorial dan bedside teaching di Sardjito. Tiga hari pertama itu kami sangat sering menelpon residen untuk janjian BST. Alhamdulillaah, kami berhasil menyelesaikannya di hari ketiga. Perjalanan stase selanjutnya adalah tugas ke luar kota. Saya, Arifah dan Asep mendapatkan tugas di RSUD Cilacap. Perjalanan kami tempuh dengan bus Efisiensi yang memang efisien, nyaman dan lapang. Totally recommended deh bus nya :)

Rutinitas harian kami adalah menjalani visite pre operasi di malam sebelum operasi dilaksanakan. Kami akan menengok kondisi pasien pre operasi untuk kemudian dinilai status pre anestesi nya. Saya menikmati betul saat menjalani pre op ini. Rasanya menyenangkan dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Esoknya saya, Arifah dan Asep akan berangkat pagi menuju OK (kamar operasi). Kami akan mempersiapkan peralatan dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk membius pasien.

Saat di Stase Anestesi saya belajar untuk melakukan prosedur pembiusan untuk pasien yang di akan di operasi. Belajar melakukan bantuan nafas, obat-obatan untuk pembiusan, serta pemantauan kondisi vital pasien. Intinya adalah mempertahankan kondisi pasien sebelum dan sesudah operasi tetap sama. Jadi selama di OK kami harus mengawasi betul kondisi pasien agar tetap stabil. 
(sebenarnya ini pas malas nulis yang berat2.. jadi banyakin ceritanya aja ya..kikiki )

Saat di OK RSUD Cilacap kami senang sekali. Banyak tindakan yang dapat dilakukan. Perawat dan Penata dan kakak-kakak DIV Anestesi di kamar OK sangat baik dan bersahabat. Kami dibolehkan melakukan intubasi, LMA, facemask, dan bagging pada pasien secara langsung. Konsulen di Cilacap juga sangat baik. Di hari terakhir stase anestesi kami diajak beliau untuk makan bersama di dapur ICU. Perawat ICU sampai memasak banyak untuk kami..Alhamdulillaah.. Setiap operasi di OK selesai, kami akan menyempatkan diri ke IGD. Saat di IGD pun perawat dan dokter disana baik-baik sekali. Ah, terharu sekali jika mengingat kebaikan orang-orang di Cilacap.. :’)

Selain itu, di Cilacap pula saya bertemu banyak warga yang baik-baik. Ada anak-anak kecil yang lucu biasa bermain di depan asrama. Ada dek Dahlia, Bintang, Mahrus dan Aik. Selain itu Ibu Maskinah, perawat senior IGD yang tinggal di kompleks yang sama juga sangat baik pada saya. Bahkan ketika beliau akan pergi ke Jogja masih sempat sms saya agar bisa bertemu. Masyaa Allaah..^^


Satu cerita yang menguras air mata saya adalah ketika saya dan teman-teman sedang jaga ICU. Saat itu ada seorang pasien nenek yang didiagnosis menderita NSTEMI. Setiap kali kami follow up beliau, senyum manis tak lupa beliau goreskan di wajahnya yang sudah menua. Beliau tak banyak mengeluh, hanya berucap syukur dan istighfar atas kondisi beliau saat itu. Beberapa kali beliau meminta maaf karena sudah merepotkan kami, serta berterimakasih kepada kami karena sudah merawatnya *padahal kami baru saat itu jaga ICU T.T*. Beliau juga tetap berupaya mengenakan kerudung kecilnya selama di ICU serta berusaha menutup auratnya yang sedikit terlihat. Ya, Allaah.. Sungguh saya tak kuasa menahan air mata melihat beliau.. Semoga Allaahu Ta’ala memberkahi beliau selalu.. :’)


Di Sardjito pun saya mendapatkan banyak kebaikan dari residen, konsulen dan perawat. Alhamdulillaah, minggu ujian pun bisa berjalan dengan cukup lancar. Dosen Pembimbing Klinis kami juga sangaaaat baik. Beliau tak pelit memberi nilai baik pada kami. Teman-teman kelompok kecil saya, Arifah dan Asep juga luar biasa baiknya pada saya. Sungguh saya belajar banyak hal dari mereka berdua..Alhamdulillaah..

Kalau boleh sedikit berlebihan, rasanya saya sudah terbius di Stase Anestesi ini. Meski awalnya saya pikir akan sangat berat, kedepannya saya justru senang menjadi koas anestesi. Saya seakan tidak sadar ketika stase Anestesi ini akan berakhir. Namun, perjalanan koas tetap harus dilanjutkan. Dan pulau tujuan “perahu” saya berikutnya adalah Stase Kulit dan Kelamin.. Bismillaah.. Tetap do’akan saya ya, teman :)


-muthmainnafs-

1 komentar:

Sama mbak, stase pertama saya juga anestesi. Dan luar biasa kangeen.. kangen ok, face mask, lma, ndorong branksr pasien ke rr..

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^