Recent Posts

Minggu, 15 Agustus 2010

Lurus dan rapatkan shaf kalian..

bismillah.

Alhamdulillah, bertemu kembali dengan bulan Ramadhan nan suci. Bulan dimana di dalamnya terdapat keutamaan-keutamaan yang agung. Bulan dimana setiap amalan sholih akan mendapat kan pahala yang berlipat ganda.

Seperti biasa, setiap Ramadhan, akan ada rutinitas-rutinitas yang berbeda di bulan-bulan lainnya, salah satunya adalah sholat tarawih berjama'ah. Rasanya senang sekali, melihat mushola samping rumah yang biasanya tidak terlalu ramai mendadak dipenuhi oleh jama'ah yang akan melaksanakan shalat tarawih berjama'ah. Tadi malam, saya sempatkan untuk mengikuti sholat berjama'ah di mushola, dan ternyata suasananya masih tak jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun yang lalu.

Satu hal yang menggelitik benak saya saat itu adalah tentang shaf dalam sholat. Saya memang tak pernah menghitung secara pasti berapa shaf yang ada pada sholat jama'ah malam itu. Hanya saja, yang biasanya terjadi setiap tahunnya adalah di awal-awal Ramadhan memang shaf nya masih penuh sekali, kemudian mengalami penurunan di tengah, dan sedikit meningkat lagi di akhir Ramadhan. Tapi kali ini, saya tidak ingin membahas masalah itu. Yang ingin saya bahas adalah, tentang lurus dan rapatnya shaf dalam sholat.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, masalah lurus dan rapatnya shaf selalu menjadi hal yang membuat hati saya merasa miris. Bagaimana tidak, karena tidak semua jama'ah dalam sholat paham mengenai pentingnya masalah ini. Terutama yang akan saya bahas disini adalah jama'ah wanita. Biasanya, ibu-ibu yang sholat akan membawa sajadah untuk sholat. Sebenarnya, saya tak begitu mempermasalahkan hal itu. Hanya saja, yang menjadi persoalan adalah,ketika mereka sudah membawa sajadah dan menggelarnya, mereka hanya terfokus pada sajadah masing-masing. Padahal ukuran sajadahnya pun ada yang bervariasi, dan bisanya ukuran sajadah akan lebih lebar dibandingkan lebar jarak kedua kaki ketika berdiri. Tentu saja akibatnya adalah, karena masing-masing ingin memakai sajadah sendiri, shaf nya pun menjadi tidak rapat. Banyak lubang antar kaki yang masih ada. Dalam kasus ini, sajadah nya memang rapat, tapi shafnya tidak rapat. Dan karena tidak rapat itulah, biasanya shafnya pun menjadi tidak lurus. Bagaimana tidak, karena shafnya tidak rapat, tentu saja tidak bisa membandingkan apakah antara satu jama'ah dan yang lainnya tersebut sudah benar-benar lurus.

Padahal, Rasululloh Shollalllahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
"Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anha, bahwasanya Rasululloh Shollallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Luruskanlah shaf-shaf kalian, ratakanlah bahu-bahu kalian, tutuplah lobang-lobang shaf kalian dan janganlah kamu biarkan renggang shaf mu karena akan di tempati setan. Barangsiapa yang mempertemukan shaf, maka Alloh akan mempertemukannya, dan barangsiapa yang memutuskan shaf maka Alloh akan memutuskannya. " ( HR. Abu Dawud . pada Riyadhus Sholihin).

Selain itu, ada hadits lain, yakni,

" Dari Anas Radhiyallahu 'Anhu ia berkata, " Ketika iqamat untuk shalat dikumandangkan, Rasululloh Shollahu 'Alaihi wa Sallam menoleh kepada kami dan bersabda, " Ratakanlah shaf-shaf kalian dan merapatlah! Karena aku dapat melihat kalian dari balik punggungku" Dan dalam riwayat lain dikatakan : "Kemudian masing-masing dari kami meluruskan bahunya dengan bahu kawannya dan telapak kakinya dengan telapak kaki kawannya" ( HR. Bukhari, pada Riyadhus Sholihin)
Sebenarnya masih banyak hadits lain yang berkaitan dengan masalah ini, hanya saja tidak semua bisa saya tampilkan disini. Yang jelas, hadit-hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya masalah ini dalam sholat berjama'ah. Nah, sejauh ini beberapa langkah sudah di coba untuk mengatasi masalah ini. Di mulai dari meminta sang imam untuk mengingatkan jama'ah untuk meluruskan dan merapatkan barisannya, hingga menyisipkan materi ini pada pengajian ibu-ibu. Namun hasilnya tetap saja demikian. Dan salah satu cara yang sering saya gunakan adalah ketika sholat di luar,adalah dengan cara saya tidak membawa sajadah, dengan maksud untuk menyambung shaf yang putus, sejauh ini cara itu cukup berhasil, tapi tentu saja tidak untuk semua shaf. Terkadang ketika saya mendekatkan kaki saya dengan kaki di samping saya, justru mereka akan menjauhkan kaki mereka, malah ada yang berkomentar " Ojo mepet-mepet mbak, sumuk.." Haduuh --" Astaghfirulloh.





Untuk teman-teman yang membaca tulisan ini, adakah solusi yang bisa dibagikan??
Saya tunggu sharingnya ya.
Barokallahu fiikum
^^

Baiti Jannati,15 Agustus 2010

2 komentar:

inilah yang menjadi perhatian saya juga.
malah di masjid kampung saya, ada shaf yang bolong pun tetep tidak di isi oleh yang lain, tunggu diingatkan dulu baru pada mau maju, padahal itu bukan anak kecil lho, melainkan orang yang sudah dewasa.
saya juga bingung gimana caranya memberi tahu mereka, kalau diberi tahu secara langsung, mereka pasti akan memicingkan mata "ah, anak kemarin sore, tau apa kamu? Ngaji aja belum bener".
tapi kalau saya, tetap saya rapatkan saja walaupun jatuh2nya harus menginjak sajadahnya.
kalau orang itu marah tinggal bilang tho, "lho, tadi kan imamnya nyuruh rapat dan luruskan shafnya pak".
hehe..

iya, tampaknya hal ini memang sudah menjadi masalah tersendiri di masyarakat.
pemahaman akan pentingnya masalah ini haruslah diperkuat, karena tidak selamanya kita bisa bersikap demikian.
perlu ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk berubah.

syukron atas sharingnya yak.

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^