antara aku dan langit

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful

Baru-baru ini saya mendapatkan banyak sms tentang kabar adanya gerhana bulan total yang akan terjadi pada tanggal 10 Desember 2011. Sontak kabar ini membuat saya gembira bukan main. Sejak kecil saya suka sekali dengan benda-benda langit. Bahkan dulu sempat bercita-cita menjadi astronot karena teman saya. Namun, seiring berjalannya waktu saya tidak bisa sering-sering menyalurkan hobi kecil saya ini. Mulai tersibukkan dengan berbagai macam hal yang membuat saya terlupa pada kesukaan saya ini.

Kebiasaan kecil yang sampai sekarang masih kadang saya lakukan adalah menatap langit. Entah itu langi pagi, siang, sore ataupun senja, saya suka semuanya. Rasanya ketika menatap langit itu ada sensasi tak terungkapkan yang menyelusup dalam hati saya. Membuat saya merasakan, betapa kecilnya saya. Betapa tak berdayanya saya dihadapan-Nya.

Selama di Jogja ini seiring dengan pertambahan usia (dan berat badan, hehe), saya tidak bisa lagi sering-sering naik genteng rumah untuk menatap langit. Kebiasaan naik genteng masih sering saya lakukan hingga duduk di bangku SMP. Setelahnya saya hanya sering berbaring di halaman belakang rumah yang kecil untuk menatap langit. Tapi bagaimanapun saya tetap saja menyukai langit.

Nah, kebetulan di kos saya ini ada loteng lantai 3 untuk menjemur pakaian. Sering sekali saya naik ke atas hanya untuk menatap langit. Bukan melamun, tentu saja. Saya sering naik ke loteng hanya untuk menyalurkan berbagai macam perasaan hati yang tak terkendali. Kangen rumah, bapak, mama dan keluarga, ditambah dengan rasa dekat pada-Nya, membuat saya terus merasa ketagihan menatap langit yang selalu saja tak membosankan. Bintang, bulan, matahari, awan dan benda langit lainnya selalu saja membuat saya tak bisa berhenti untuk menyukai langit. 

"karena langit tak pernah sama setiap harinya"

-tulisan yang dibuat karena sedih tak bisa datang ke observasi gerhana di dekat rumah-

-nm-