Bismillaahirrahmaaniirrahiim
In The Name of Allaah The Most
Gracious The Most Merciful
Terbius di Stase Anestesi.
Kalimat diatas adalah kalimat yang cukup
menggambarkan kondisi saya di stase pertama dunia rotasi klinik. Wah, pertama kali
memasuki stase ini deg-degan tak kunjung hilang rasanya. Ini stase pertama
saya. Ini langkah awal saya di dunia koas. Dan qaddarullaah saya terpilih
menjadi Chief Stase Anestesi. Lengkap sekali rasa gugup menyelimuti langkah
kaki saya ketika beranjak dari kampus menuju rumah sakit. Apakah saya mampu
menjalaninya? Pertanyaan itu terus berulangkali berputar dalam benak saya.
Sebelumnya, perlu diketahui terlebih
dahulu bahwa Stase Anestesi merupakan stase kecil yang akan berlangsung selama
4 pekan. Dan selama 10 hari di stase ini saya dan dua orang teman saya akan
bertugas keluar kota. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan di stase
pertama ini. Tidak semua bisa diceritakan disini, namun percayalah saya tak
pelit untuk berbagi. Hubungi saja jika ada yang ingin ditanyakan.. *halah*
Awal stase kami dipusingkan untuk menyelesaikan
target tutorial dan bedside teaching di Sardjito. Tiga hari pertama itu kami
sangat sering menelpon residen untuk janjian BST. Alhamdulillaah, kami berhasil
menyelesaikannya di hari ketiga. Perjalanan stase selanjutnya adalah tugas ke
luar kota. Saya, Arifah dan Asep mendapatkan tugas di RSUD Cilacap. Perjalanan
kami tempuh dengan bus Efisiensi yang memang efisien, nyaman dan lapang. Totally
recommended deh bus nya :)
Rutinitas harian kami adalah
menjalani visite pre operasi di malam sebelum operasi dilaksanakan. Kami akan
menengok kondisi pasien pre operasi untuk kemudian dinilai status pre anestesi
nya. Saya menikmati betul saat menjalani pre op ini. Rasanya menyenangkan dapat
berinteraksi langsung dengan pasien. Esoknya saya, Arifah dan Asep akan
berangkat pagi menuju OK (kamar operasi). Kami akan mempersiapkan peralatan dan
obat-obatan yang dibutuhkan untuk membius pasien.
Saat di Stase Anestesi saya belajar untuk melakukan prosedur pembiusan untuk pasien yang di akan di operasi. Belajar melakukan bantuan nafas, obat-obatan untuk pembiusan, serta pemantauan kondisi vital pasien. Intinya adalah mempertahankan kondisi pasien sebelum dan sesudah operasi tetap sama. Jadi selama di OK kami harus mengawasi betul kondisi pasien agar tetap stabil.
(sebenarnya ini pas malas nulis yang berat2.. jadi banyakin ceritanya aja ya..kikiki )
Saat di OK RSUD Cilacap kami senang
sekali. Banyak tindakan yang dapat dilakukan. Perawat dan Penata dan kakak-kakak DIV Anestesi di kamar OK
sangat baik dan bersahabat. Kami dibolehkan melakukan intubasi, LMA, facemask, dan
bagging pada pasien secara langsung. Konsulen di Cilacap juga sangat baik. Di
hari terakhir stase anestesi kami diajak beliau untuk makan bersama di dapur
ICU. Perawat ICU sampai memasak banyak untuk kami..Alhamdulillaah.. Setiap
operasi di OK selesai, kami akan menyempatkan diri ke IGD. Saat di IGD pun
perawat dan dokter disana baik-baik sekali. Ah, terharu sekali jika mengingat
kebaikan orang-orang di Cilacap.. :’)
Selain itu, di Cilacap pula saya
bertemu banyak warga yang baik-baik. Ada anak-anak kecil yang lucu biasa
bermain di depan asrama. Ada dek Dahlia, Bintang, Mahrus dan Aik. Selain itu
Ibu Maskinah, perawat senior IGD yang tinggal di kompleks yang sama juga sangat
baik pada saya. Bahkan ketika beliau akan pergi ke Jogja masih sempat sms saya
agar bisa bertemu. Masyaa Allaah..^^
Satu cerita yang menguras air mata
saya adalah ketika saya dan teman-teman sedang jaga ICU. Saat itu ada seorang
pasien nenek yang didiagnosis menderita NSTEMI. Setiap kali kami follow up
beliau, senyum manis tak lupa beliau goreskan di wajahnya yang sudah menua.
Beliau tak banyak mengeluh, hanya berucap syukur dan istighfar atas kondisi
beliau saat itu. Beberapa kali beliau meminta maaf karena sudah merepotkan
kami, serta berterimakasih kepada kami karena sudah merawatnya *padahal kami
baru saat itu jaga ICU T.T*. Beliau juga tetap berupaya mengenakan kerudung
kecilnya selama di ICU serta berusaha menutup auratnya yang sedikit terlihat.
Ya, Allaah.. Sungguh saya tak kuasa menahan air mata melihat beliau.. Semoga
Allaahu Ta’ala memberkahi beliau selalu.. :’)
Di Sardjito pun saya mendapatkan
banyak kebaikan dari residen, konsulen dan perawat. Alhamdulillaah, minggu
ujian pun bisa berjalan dengan cukup lancar. Dosen Pembimbing Klinis kami juga
sangaaaat baik. Beliau tak pelit memberi nilai baik pada kami. Teman-teman
kelompok kecil saya, Arifah dan Asep juga luar biasa baiknya pada saya. Sungguh
saya belajar banyak hal dari mereka berdua..Alhamdulillaah..
Kalau boleh sedikit berlebihan,
rasanya saya sudah terbius di Stase Anestesi ini. Meski awalnya saya pikir
akan sangat berat, kedepannya saya justru senang menjadi koas anestesi. Saya
seakan tidak sadar ketika stase Anestesi ini akan berakhir. Namun, perjalanan
koas tetap harus dilanjutkan. Dan pulau tujuan “perahu” saya berikutnya adalah
Stase Kulit dan Kelamin.. Bismillaah.. Tetap do’akan saya ya, teman :)
-muthmainnafs-