In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ketika engkau mendapati tidak ada seorangpun selain Allohu Ta'ala bersamamu, maka ketahuilah bahwasanya Allohu Ta'ala sudah lebih dari cukup dibandingkan segalanya.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi.." (As-Suusiy)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhainya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam syurga-Ku.." (Al-Fajr : 27-30)

Recent Posts

Selasa, 04 Oktober 2016

Menghebat untuk Bermanfaat

Bismilaahirrahmaanirrahiim
In The Name of Allaah, The Most Gracious The Most Merciful

Biya, suamiku tercinta..

Terimakasih telah berusaha dengan baik mengungkapkan setiap perasaan dan pikiran yang sedang menggelayutimu disana kepadaku. Aku membacanya, dengan perlahan, dan berulang-ulang hingga kuresapi betul isinya. Ada perasaan sedih, karena telah membuatmu sedih pula disana sebab suratku yang terakhir itu. Namun, aku sungguh bersyukur karena Biya bersedia berterus terang kepadaku dan membagikan perasaan itu. Terimakasih sayang.. Aku teramat menghargainya :’)

Kata orang, terkadang tulisan bisa menjadi jembatan terbaik untuk menyalurkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan ucapan. Maka, izinkan aku menuliskan sedikit tulisan sederhana untukmu, kekasih yang terpisah jauh dariku untuk sementara. Kekasih yang kucinta, dan teramat sangat kusyukuri keberadaannya. Aku berharap, setiap kali Biya merasa rindu padaku, tak bersemangat dan sedang malas, maka Biya akan membaca ulang surat ini. Kemudian segera bangkit dan tegap menuju medan juangmu kembali :)

Jauh, sebelum masa ini tiba..
Biya, ingatkah ketika pertama kali aku mengajakmu menuliskan cita-cita kita bersama? Saat itulah aku tahu keinginanmu untuk melanjutkan kuliah S2 di Inggris/Jepang. Meski saat itu Biya mungkin hanya random menulisnya, namun itu sangat berkesan di hatiku. Sejak saat itulah, aku berkomitmen menjadi pendukung setia dan pertamamu untuk meraihnya. Banyak tahapan yang harus kita lalui saat itu. Namun aku tak pernah lupa mimpi Biya, dan semakin bersemangat mendorong Biya untuk meraihnya.
                Awalnya, mungkin niatku terdistraksi oleh keinginan untuk berjalan-jalan bersama keluar negeri saat Biya S2 nanti hehe.. Tapi lama-lama aku ingin sekali Biya bisa meraihnya, karena aku tahu potensi Biya lebih dari sekedar lulusan S1. Insyaa Allaah, Biya pasti bisa, itu yang kuyakini dengan sepenuh hati. Saat itu, aku cerewet sekali padamu. Mengingatkanmu mendaftar universitas di Inggris, mendaftar beasiswa, membuat essai dan mengkoreksinya, serta menyemangati (baca : mencereweti :P) untuk belajar tes IELTS :D
                Dan Allaah ternyata berbaik hati memeluk mimpi Biya. Satu persatu, keinginan Biya untuk S2 di Inggris semakin terang jalannya. Saat Biya diterima di Manchester, Imperial College London, dan lulus tes IELTS one shot meski belajarnya hanya kurang dari seminggu hehe. Kita berdua teramat berbahagia. Memang tak sepenuhnya keinginan kita terpenuhi, kala beasiswa Chevening dan LPDP yang diharapkan belum diterima. Namun, ternyata skenario Allaah tetap yang terbaik. Biya tetap bisa melanjutkan S2 dengan beasiswa dari Kujang. Alhamdulillaah.. segala puji bagi Allaah Yang Maha Baik.
                Buatku sendiri, kisah perjalanan Biya untuk meraih kesempatan dan gelar S2 di Inggris adalah salah satu bagian paling berkesan dalam hidupku. Sejak awal perjalanan itu dimulai, aku merasa Allaah telah dengan baik mempersiapkan dan menata hatiku. Perlahan, namun pasti, Allaah tumbuhkan kekuatan dalam hatiku untuk tetap setia dengan komitmenku menjadi pendukung utama dan setiamu selalu. Tak mudah bagiku, ketika akhirnya keinginanku untuk bersama menjalani petualangan baru di negeri orang saat Biya S2 nanti, menjadi berubah total. Sebenarnya, aku teramat sedih saat tak bisa ikut mendampingi Biya S2 disana. Padahal, awalnya aku sangat bersemangat membayangkan kita akan merasakan pengalaman baru bersama.
                Namun sekali lagi, Allaah telah mempersiapkan petualangan yang lebih seru untuk kujalani disini. Di tengah-tengah perjalanan meraih kesempatan S2 Biya, Allaah menitipkan malaikat kecil di rahimku. Buah hati kita, anak yang telah lama kita nanti kehadirannya. Semua rencana kita, digantikan oleh Allaah dengan rencana yang jauh lebih indah. Rasa sedih ku terhapuskan dan terobati dengan kehadiran bayi dalam kandunganku. Allaah memberikanku kekuatan baru.

Dan saat ini..
Kita telah tiba di masa yang mungkin ketika dulu membahasnya masih teramat jauh, namun tak terasa kita sudah menjalaninya. Long Distance Marriage Jilid II, dengan perbedaan jarak yang semakin jauh, dan perbedaan waktu yang terkadang mengganggu. Biya, dengan izin Allaah saat ini telah mulai menjalani masa perkuliahan S2 di UoM, dan aku sedang menikmati perjuanganku menjadi seorang calon ibu disini. Alhamdulillaah, segala puji bagi Allaah atas kenikmatannya yang sempurna. Mari bersama-sama mensyukuri nikmatNya ya sayang :)

Namun ketika kita jauh..
Memang tak bisa dipungkiri, ketika jarak menjauhkan raga akan banyak tantangan yang harus dihadapi. Rasa rindu, kesepian, serta kegelisahan yang tak bisa diobati kecuali dengan bertemu. Kita sama-sama berjuang dengan petualangan masing-masing. Kita yang harus bersabar sejenak untuk menikmati kondisi berjauhan seperti ini. Sambil terus menerus memohon agar setiap harinya, jarak ini akan semakin mendekat, dan Allaah akan pertemukan kita kembali dalam keadaan yang lebih baik. Aamiin.

Inilah pesanku untukmu, sayang..
Biya, suamiku tercinta.
Satu hal dalam pernikahan kita yang sering menggangguku adalah pertanyaan ini. Apakah aku telah menjadi istri yang baik untukmu, yang mampu membuat Allaahu Ta’ala dan syurga Nya lebih dekat kepadamu?
Sungguh, aku tak ingin menjadi seorang istri yang menjauhkan suaminya dari Tuhannya. Aku tak ingin menjadi penghalangmu memasuki syurgaNya yang abadi. Aku tak ingin menjadi sebab dirimu dimasukkan kedalam nerakaNya yang teramat pedih. Sungguh Biya, aku tak ingin menjadi istri yang demikian bagimu.
                Aku ingin menjadi seorang istri yang semakin membuatmu takut dan berharap pada Tuhannya, semakin dekat dengan nilai keislaman, dan semakin bermanfaat untuk perkara dunia dan akhirat kelak. Aku ingin menjadi teman hidupmu tak hanya di dunia, namun juga di syurgaNya. Aku ingin menjadi ratu dari para bidadari yang kelak akan menemanimu di Jannah yang penuh dengan kenikmatan dari Nya. Aaamiin ya Allaah :)

Maka dari itu Biya, pesanku padamu. Meski saat ini Biya sedang berada di negeri dengan minoritas kaum muslimin, tetaplah berpegang teguh pada agama Allaah. Jangan sekalipun melupakan Allaah dimanapun Biya berada. Jagalah selalu sholat wajib dan rawatib Biya disana, meski kondisinya tak semudah di Indonesia. Ambillah Al-Quran sebagai teman terbaik dalam setiap keadaan. Jadilah seorang agen muslim yang baik bagi sesama. Tunjukkanlah bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian dan cinta akan kasih sayang.
                Aku pasti akan sangat berbahagia karena itu, sayang. Karena ketika Biya melakukannya, maka insyaa Allaah aku akan ikut mendapat pahalanya tanpa mengurangi sedikitpun pahala dari Biya. Aku akan menjadi seorang istri yang teramat beruntung karena mampu mendukung suaminya dalam jalan kebaikan. Namun, apabila Biya justru melakukan sebaliknya, aku akan ikut berdosa karenanya. Karena dukunganku selama ini justru membuat Biya menuju jalan yang semakin menjauhkanmu dari Allaah . Aku sungguh tak berharap itu akan terjadi :(

Dan tentang petualangan barumu disana..
Aku yakin disana Biya akan menemukan banyak pengalaman baru untuk dihadapi. Kesulitan yang menjadi sebuah tantangan seru untuk ditaklukkan, serta kondisi yang membuat Biya harus  keluar dari zona aman. Ingatlah selalu Biya, selama Biya terus berada di jalan kebaikan, aku akan selalu mendukungmu sepenuh hati. Aku akan tetap menjadi pendukung utama, pertama, dan setia untukmu seorang. Aku akan menemanimu dalam setiap kondisi yang harus dihadapi.

Saat kondisi terasa berat untuk dihadapii..
                Mintalah pertolongan kepada Allaah, Sang Penguasa Alam Semesta. Tuhan yang akan menyisipkan kekuatan baru untuk setiap lapisan hati yang mulai goyah. Jadikanlah do’a sebagai senjata terbaik untuk menghadapi segala situasi. Ingatlah setiap kenikmatan dari Nya yang tak terhitung, dan mungkin belum kita syukuri dengan sempurna. Jangan merasa lemah dan tak berdaya, karena itu bukanlah karakter seorang mukmin yang mulia. Bentangkan sajadah panjang, dan tegakkanlah sholat. Bersujudlah untuk memohon solusi terbaik dari setiap permasalahan. Dan yakinlah dengan sepenuh hati, bahwa pertolongan Allaah pasti akan datang.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (94 : 5-6)

“Barangsiapa bertakwa kepada Allaah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allaah, niscaya Allaah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allaah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allaah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu” (65: 2-3)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang yang beriman” (3:39)

Dan ketika malas mulai menyapa..
                Bersemangatlah!
                Banyak orang memimpikan ada di posisi Biya saat ini. Dan ketika Biya telah ada di posisi ini, maka jalan terbaik untuk mensyukuri nikmat itu adalah dengan berusaha memberikan yang terbaik. Luruskan niat Biya untuk belajar disana karena Allaah semata, dan berorientasi lah pada tujuan untuk memberikan kebermanfaatan bagi sesama. Ingatlah mereka yang telah mendukung Biya hingga saat ini. Ada Allaah yang berbaik hati memberikan kesempatan ini, Kujang yang telah mengeluarkan beasiswa, do’a dari bapak dan ibu serta mama dan keluarga di Indonesia, teman-teman Biya yang banyak membantu proses S2 Biya, serta istri dan anakmu, yang tak henti-hentinya mencintai dan mendo’akanmu selalu.
                Saat Biya harus keluar dari zona nyaman Biya, tak perlu merasa khawatir dan cemas. Aku percaya Biya pasti mampu, asal Biya bersungguh-sungguh melakukannya. Cobalah untuk mencintai hal-hal yang Biya lakukan disana dengan baik. Mengutip kata-kata seorang pemain sepak bola terkenal,
“Success is no accident. It is a hard work, perseverance, learning, studying, sacrifice and most of all, love of what you are doing or learning to do” (Pele)
Biya tak perlu menjadi orang lain untuk membuat mereka senang. Cukuplah menjadi dirimu sendiri, menjadi sebaik-baik dari dirimu. It’s okay to be unique, honey. Please break out the box, and show the world your true and beautiful shape :)

You Are Not Everyone’s Cup of Tea:
The world is filled with people who, no matter what you do, no matter what you try, will simply not like you. But the world is also filled with those who will love you fiercely. The ones who love you, they are “your people”.
                Don’t waste your finite time and heart trying to convince the people who aren’t your people that you have value. They will miss it completely. They won’t buy what you are selling. Don’t try to convince them to walk your path with you because you will only waste your time and your emotional good health. You are not for them, and they are not for you. You are not their cup of tea and they are not yours.
                Politely wave them along and you move away as well. Seek to share your path with those who recognize and appreciate your gifts, who you are.
                Be who you are. You are not everyone’s cup of tea and that is OK.
                                                                                                                                                                (fb/the idealist)

Pada akhirnya..
Suamiku tersayang, aku sungguh mencintaimu karena Allaah. Aku memilihmu menjadi suamiku, bukan karena ketampananmu, hartamu, keluargamu maupun kedudukanmu. Aku memilihmu menjadi imam dalam hidupku, menjadi ayah dari anak-anakku karena agama dan akhlakmu. Maka ketika dua hal itu hilang darimu, akan habis pula cintaku padamu. Dan ketika semakin bertambah baik agama dan akhlakmu, semakin dalam pula cintaku kepadamu.
Aku selalu berharap menjadi pendampingmu dalam suka dan duka, adapun syurgaNya adalah cita-cita tertinggiku untuk membersamaimu meraihnya.
Tetaplah bersemangat karena Allaah disana. Teruslah menghebat, untuk bermanfaat.

                Because every next level of your life will demand a different version of you. Just be the best version of you :)

                                                                                                                Aku mencintaimu selalu, suamiku…

Seorang wanita yang berbahagia menjadi istrimu dan ibu dari anak-anakmu,

                                Miya