In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ketika engkau mendapati tidak ada seorangpun selain Allohu Ta'ala bersamamu, maka ketahuilah bahwasanya Allohu Ta'ala sudah lebih dari cukup dibandingkan segalanya.."

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Ikhlas adalah tidak merasa telah berbuat ikhlas. Barangsiapa masih menyaksikan keikhlasan dalam ikhlasnya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi.." (As-Suusiy)

In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful..

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhainya. Maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam syurga-Ku.." (Al-Fajr : 27-30)

Recent Posts

Sabtu, 02 November 2013

Tentang Sebentuk Cinta. Harapan. Penawaran.

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful





Bertanya dalam diam.
Padanya, pada mereka.
Yang dengan gagah berani telah maju.

Sungguh, tak pernah terbayangkan.
Cinta, harapan, dan penawaran kalian yang teramat sungguh kuhargai ketulusannya.

Padahal aku mungkin tak mengenalmu.
Jarak pun telah menjadi penghalang bagi kita untuk bertemu.
Dan meskipun berbagai macam sarana dan celah telah ada.
Kalian, tetap dengan sepenuh hati.
Menjagaku.

Terimakasih.
Atas keterbukaan kalian.
Atas cinta, harapan, dan penawaran kalian.

Sungguh, kurasakan betul rasa yang kalian redam itu.
Murni karena mengharap ridho-Nya semata.

Semoga Allaahu Ta'ala senantiasa menjaga kalian.
Serta memudahkan setiap ikhtiar kalian.

-nm-

Sabtu, 01 Juni 2013

#1 Stase Anestesi : Terbius di Stase Anestesi


Bismillaahirrahmaaniirrahiim
In The Name of Allaah The Most Gracious The Most Merciful


Terbius di Stase Anestesi.



Kalimat diatas adalah kalimat yang cukup menggambarkan kondisi saya di stase pertama dunia rotasi klinik. Wah, pertama kali memasuki stase ini deg-degan tak kunjung hilang rasanya. Ini stase pertama saya. Ini langkah awal saya di dunia koas. Dan qaddarullaah saya terpilih menjadi Chief Stase Anestesi. Lengkap sekali rasa gugup menyelimuti langkah kaki saya ketika beranjak dari kampus menuju rumah sakit. Apakah saya mampu menjalaninya? Pertanyaan itu terus berulangkali berputar dalam benak saya.

Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Stase Anestesi merupakan stase kecil yang akan berlangsung selama 4 pekan. Dan selama 10 hari di stase ini saya dan dua orang teman saya akan bertugas keluar kota. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan di stase pertama ini. Tidak semua bisa diceritakan disini, namun percayalah saya tak pelit untuk berbagi. Hubungi saja jika ada yang ingin ditanyakan.. *halah*

Awal stase kami dipusingkan untuk menyelesaikan target tutorial dan bedside teaching di Sardjito. Tiga hari pertama itu kami sangat sering menelpon residen untuk janjian BST. Alhamdulillaah, kami berhasil menyelesaikannya di hari ketiga. Perjalanan stase selanjutnya adalah tugas ke luar kota. Saya, Arifah dan Asep mendapatkan tugas di RSUD Cilacap. Perjalanan kami tempuh dengan bus Efisiensi yang memang efisien, nyaman dan lapang. Totally recommended deh bus nya :)

Rutinitas harian kami adalah menjalani visite pre operasi di malam sebelum operasi dilaksanakan. Kami akan menengok kondisi pasien pre operasi untuk kemudian dinilai status pre anestesi nya. Saya menikmati betul saat menjalani pre op ini. Rasanya menyenangkan dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Esoknya saya, Arifah dan Asep akan berangkat pagi menuju OK (kamar operasi). Kami akan mempersiapkan peralatan dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk membius pasien.

Saat di Stase Anestesi saya belajar untuk melakukan prosedur pembiusan untuk pasien yang di akan di operasi. Belajar melakukan bantuan nafas, obat-obatan untuk pembiusan, serta pemantauan kondisi vital pasien. Intinya adalah mempertahankan kondisi pasien sebelum dan sesudah operasi tetap sama. Jadi selama di OK kami harus mengawasi betul kondisi pasien agar tetap stabil. 
(sebenarnya ini pas malas nulis yang berat2.. jadi banyakin ceritanya aja ya..kikiki )

Saat di OK RSUD Cilacap kami senang sekali. Banyak tindakan yang dapat dilakukan. Perawat dan Penata dan kakak-kakak DIV Anestesi di kamar OK sangat baik dan bersahabat. Kami dibolehkan melakukan intubasi, LMA, facemask, dan bagging pada pasien secara langsung. Konsulen di Cilacap juga sangat baik. Di hari terakhir stase anestesi kami diajak beliau untuk makan bersama di dapur ICU. Perawat ICU sampai memasak banyak untuk kami..Alhamdulillaah.. Setiap operasi di OK selesai, kami akan menyempatkan diri ke IGD. Saat di IGD pun perawat dan dokter disana baik-baik sekali. Ah, terharu sekali jika mengingat kebaikan orang-orang di Cilacap.. :’)

Selain itu, di Cilacap pula saya bertemu banyak warga yang baik-baik. Ada anak-anak kecil yang lucu biasa bermain di depan asrama. Ada dek Dahlia, Bintang, Mahrus dan Aik. Selain itu Ibu Maskinah, perawat senior IGD yang tinggal di kompleks yang sama juga sangat baik pada saya. Bahkan ketika beliau akan pergi ke Jogja masih sempat sms saya agar bisa bertemu. Masyaa Allaah..^^


Satu cerita yang menguras air mata saya adalah ketika saya dan teman-teman sedang jaga ICU. Saat itu ada seorang pasien nenek yang didiagnosis menderita NSTEMI. Setiap kali kami follow up beliau, senyum manis tak lupa beliau goreskan di wajahnya yang sudah menua. Beliau tak banyak mengeluh, hanya berucap syukur dan istighfar atas kondisi beliau saat itu. Beberapa kali beliau meminta maaf karena sudah merepotkan kami, serta berterimakasih kepada kami karena sudah merawatnya *padahal kami baru saat itu jaga ICU T.T*. Beliau juga tetap berupaya mengenakan kerudung kecilnya selama di ICU serta berusaha menutup auratnya yang sedikit terlihat. Ya, Allaah.. Sungguh saya tak kuasa menahan air mata melihat beliau.. Semoga Allaahu Ta’ala memberkahi beliau selalu.. :’)


Di Sardjito pun saya mendapatkan banyak kebaikan dari residen, konsulen dan perawat. Alhamdulillaah, minggu ujian pun bisa berjalan dengan cukup lancar. Dosen Pembimbing Klinis kami juga sangaaaat baik. Beliau tak pelit memberi nilai baik pada kami. Teman-teman kelompok kecil saya, Arifah dan Asep juga luar biasa baiknya pada saya. Sungguh saya belajar banyak hal dari mereka berdua..Alhamdulillaah..

Kalau boleh sedikit berlebihan, rasanya saya sudah terbius di Stase Anestesi ini. Meski awalnya saya pikir akan sangat berat, kedepannya saya justru senang menjadi koas anestesi. Saya seakan tidak sadar ketika stase Anestesi ini akan berakhir. Namun, perjalanan koas tetap harus dilanjutkan. Dan pulau tujuan “perahu” saya berikutnya adalah Stase Kulit dan Kelamin.. Bismillaah.. Tetap do’akan saya ya, teman :)


-muthmainnafs-

Sabtu, 18 Mei 2013

nikmat yang tak ternilai



Bismillaahirrahmaanirrahiim
In The Name of Allaah The Most Gracious The Most Merciful..


Karena seperti biasanya, seorang manusia baru akan merasakan indahnya sebuah nikmat ketika nikmat itu dicabut darinya.

Dan itu terjadi pada saya.


Alhamdulillaahi alladzi bini’matihi tatimmush shalihaat.

Merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri ketika saya bisa masuk diantara teman-teman yang diberikan kesempatan untuk ikut koas gelombang pertama. Saya tidak perlu menunggu beberapa pekan untuk memasuki rotasi klinis di rumah sakit. Selain dengan harapan cepat lulus, saya juga berharap hal tersebut dapat menjadi penghibur hati Mama saya, yang telah bekerja keras sepenuh hati mencari nafkah untuk biaya sekolah putrinya *semoga Allaahu Ta’ala merahmati Mama selalu.. *

Namun, ditengah euforia koas gelombang pertama, ada satu nikmat yang terasa betul saya rasakan. Yang ketika koas nikmat tersebut sedikit berkurang karena rutinitas yang tiada henti berdatangan.




Dari Ibnu Abbas, dia berkata : Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari, no 5933)

Yah. Nikmat berupa waktu luang. 

Masyaa Allaah, saya sungguh tahu bagaimana rasanya terlilit oleh kesibukan rutinitas yang mendera. Dari pagi menjelang, hingga malam di peraduan. Waktu saya tersita oleh kegiatan akademik dalam rangka “mencari kompetensi dokter setinggi mungkin” ini. Mungkin karena awal masuk koas saya sudah ditakdirkan masuk ke stase yang cukup menyita waktu. Insyaa Allaah cerita tentang stase ini akan saya tuliskan di cerita selanjutnya ya. *smile*

Dan setelah stase itu berakhir, saya mendapatkan kesempatan untuk libur sepekan. Alhamdulillaah..

Satu pekan yang terasa betul saya maksimalkan untuk mengganti waktu yang hilang selama sebulan.

Saya benar-benar bahagia menjalani waktu sepekan ini. Saya bisa dengan mudahnya datang ke majlis ilmu, berkumpul bersama sahabat-sahabat yang saya cintai karena Allaah, mengajar TPA, menulis,,membaca,mengerjakan pekerjaan rumah, serta menyelesaikan amanah yang sempat tertunda.

Sepekan yang kini hampir berakhir. Dan ditengah penghujung libur ini, semakin hari saya menjadi semakin bersedih. Waktu luang saya akan segera berakhir, dan digantikan dengan rutinitas dunia koas lagi di pekan depan.

Namun, tiba-tiba saya teringat sebuah kalimat yang berulang kali saya ucapkan pada diri sendiri.. Yang membuat saya terdiam, merenung cukup lama..

“Sungguh, jangan sampai kesibukan itu menjadi alasan untuk menjauh dari Allaah”




Kamar kosan, 8 Rajab 1434 H
menjelang akhir liburan yang menyenangkan.


-muthmainnafs-




Jumat, 05 April 2013

pola komunikasi

bismillahirrahmaanirrahiim 
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful 


Setiap hari kita melakukan komunikasi. Bisa dengan orang yang sama, maupun berbeda. Dengan orang yang baru pertama berjumpa, atau sudah hampir setiap hari bertegur sapa. Beragam komunikasi kita lakukan. Beragam cara kita lakukan. Dan beragam pesan berusaha kita sampaikan. Lewat lisan, media sosial, surat-suratan atau dengan isyarat yang pada hakikatnya satu kata itu lagi yang menyeruak. Komunikasi.

Pernahkah terpikir, bahwa dalam komunikasi itu ada hal menarik yang bisa kita temukan?

menemukan pola komunikasi

Ya, saya suka sekali mencari pola komunikasi saat berinteraksi dengan dengan orang lain. Tentunya, pola komunikasi ini dapat ditemukan pada orang yang sudah sering berinteraksi. Jika baru pertama kali berjumpa, memang akan terasa sulit, namun tidak berarti mustahil untuk dilakukan.

Apa sih pentingnya menemukan pola?

Bagi saya, menemukan pola komunikasi yang tepat akan memberikan hasil komunikasi yang lebih efektif. Setiap individu itu spesial, dan itulah mengapa pola komunikasi antara satu orang dengan yang lain akan cenderung berbeda. Terkadang kita perlu berkomunikasi dengan lembut, namun dilain waktu kita bisa bersikap tegas, tergantung pada pola yang sudah kita temukan. Menemukan pola ini memang sangat erat dengan istilah "keterampilan menempatkan diri". 

Yang paling penting adalah menemukan pola komunikasi diri kita sendiri. 
Rasanya sungguh luar biasa ketika kita bisa berkomunikasi dengan diri sendiri dengan pola yang kita temukan.. Alhamdulillaah..:')


Nah, tunggu apa lagi.. 
Yuk segera temukan pola komunikasi mu dan orang-orang disekitarmu.. 
^^


-nm-

hati dan lisan

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful


Suatu ketika tatkala Luqman Al-Hakim disuruh untuk menyembelih seekor domba dan memberikan kepada tuannya dua anggota tubuh yang paling baik, ia mendatangkan hati dan lisannya. 

Kemudian pada kesempatan lain tuannya menyuruhnya kembali untuk menyembelih seekor domba dan memberikan kepadanya dua anggota tubuh yang paling buruk. Lalu ia pun mendatangkan hati dan lisan kepada tuannya tersebut.

Tuannya pun merasa terkejut dan berkata kepadanya, " Aku telah menyuruhmu membawakanku dua anggota tubuh yang paling baik, engkau mendatangkan hati dan lisan. Kemudian, aku menyuruhmu mendatangkan kepadaku dua anggota tubuh yang paling buruk, lalu engkau berikan hati dan lisan pula. Lalu apa rahasianya?"

Luqman kemudian menjawab, " Wahai tuanku, keduanya ialah sesuatu paling baik yang ada di tubuh jika keduanya baik. Dan keduanya ialah sesuatu yang paling buruk yang ada di tubuh jika keduanya buruk."

Karena bahaya nya yang sangat besar dan tidak ada pada anggota tubuh yang lain, setiap hari ia diseru untuk bertakwa kepada Allaah. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila anak Adam memasuki waktu pagi, maka seluruh anggota tubuh mengingatkan lisan seraya berkata kepadanya. 'Bertakwalah kepada Allaah terhadap kami, sesungguhnya kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kami pun akan lurus dan jika engkau bengkok, kami pun akan bengkok."

(HR. At-Tirmidzi (2409), Ibnu Khuzaimah, dan Al-Baihaqi. Al Albani menghasankannya dalam Shahih Al Jami' Ash-Shaghir (351).)

Abdullaah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu berkata,

" Wahai lisan, katakanlah yang baik, niscaya kamu akan beruntung. Diamlah dari perkataan yang buruk niscaya kamu akan selamat, sebelum nantinya kamu akan menyesal."
"Demi Allaah, Dzat yang Tiada Yang Berhak Diibadahi kecuali Dia. Tidak ada sesuatu yang perlu ditahan lama selain lisanku."

Semoga Allaahu Ta'ala memberikan kekuatan pada kita untuk dapat berlaku adil terhadap kedua telinga dan satu mulut kita. Karena Allaahu Ta'ala menjadikan untuk kita dua telinga dan satu mulut adalah supaya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. 


dikutip dari buku " Menjadi Istri Penuh Pesona" oleh Imad Al-Hakim, hal 115-116


semoga bermanfaat.. :)
-nm-

Rabu, 03 April 2013

Puisi Kerendahan Hati

bismillahirrahmaanirrahiim 
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful 



Kalau engkau tak mampu menjadi beringin.. 
yang tegak di puncak bukit,
Jadilah belukar..
Tetapi belukar yang baik yang tumbuh di tepi danau.

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar..

Jadilah saja rumput..
Tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya..
Jadilah saja jalan kecil..
Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air


Tidaklah semua menjadi kapten..

Bukan besar kecilnya tugas 
Yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu

Tentu harus ada awak kapalnya


jadilah saja dirimu..
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri


(Taufik Ismail)



:')
-nm-

Jumat, 29 Maret 2013

It's my comeback!

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful

Alhamdulillaah, akhirnya setelah beberapa saat vakum dari dunia perbloggingan saya bisa kembali menulis. Rindu ya ternyata, berbagi isi pikiran lewat tulisan. Meskipun tidak yakin ada yang bersedia membacanya. Hohoho. 


Yah, tidak bisa dipungkiri menjadi mahasiswa tingkat akhir itu memang memiliki kesibukan yang terasa menyita. Waktu, tenaga, pikiran dan semangat bisa terkuras habis menjalani setiap langkah menuju satu kata : WISUDA. Saya pun menjalaninya dengan tertatih-tatih. Melangkah perlahan, jatuh, bangkit dan berdiri kembali seakan hal biasa yang mewarnai siklus dalam beberapa waktu terakhir ini. Tapi Allaahu Ta'ala selalu ada untuk saya. Dan Ia membantu saya dengan cara -Nya yang luar biasa :')

Perlahan tapi pasti, saya melangkah maju. Tantangan pertama yang harus dihadapi adalah SKRIPSI. Perjalanan skripsi saya cukup berliku. Mulai dari ganti judul beberapa kali, bolak-balik rumah sakit mengambil data, mendengarkan setiap keluhan paramedis , hingga kesalahan fatal yang tidak terelakkan. Satu hal yang terasa sangat membebani pikiran adalah menjelang seminar hasil dan pendadaran. Ketika mendapatkan dosen penguji yang terkenal cerdas,kritis dan "killer". Pada akhirnya saya hanya dapat berpasrah diri pada Allaah. Dan satu tantangan pun terlewati. Alhamdulillaah, pendadaran ternyata tidak semenakutkan yang saya pikirkan. 

Tantangan kedua saya adalah OSCE KOMPRE. Osce komprehensif adalah ajang penyeleksian mahasiswa kedokteran sebelum memasuki dunia koas. Materinya pun tak tanggung-tanggung, keterampilan medis dari tahun pertama hingga tahun keempat ada didalamnya. Bisa dibayangkan, betapa kami tersibukkan dengan ikhtiar menjelang ujian. Belajar bersama dan berdo'a terus mewarnai hari-hari menjelang ujian. Hari ujian pun tiba, dan saya sebetulnya bisa dikatakan belum siap menghadapinya. Setelah ujian berakhir, terasa sekali banyak kesalahan yang saya lakukan. Lupa diagnosis, lupa memasang selang oksigen, lupa anamnesis lengkap, aduh, pokoknya banyak sekali! Saya sampai hampir putus asa dengan hasil ujian ini. Meski pada akhirnya menyadari, bahwasanya ini saatnya untuk tawakkal setelah berikhtiar sekuat tenaga.

Tantangan ketiga adalah persiapan wisuda. Banyak hal yang harus di selesaikan untuk melengkapi syarat wisuda. Bolak balik dari satu tempat ke tempat lain menjadi hal biasa. Alhamdulillaah, semuanya berjalan cukup lancar atas bantuan-Nya.

Kini, saya beranjak ke tantangan selanjutnya : Dunia Koas. Dokter Muda

Akan banyak cerita baru. Masalah baru. Ujian baru. Semangat baru. 
Jika menilik dalam hati, saya tidak cukup siap sebenarnya. Namun saya tak bisa lari, karena ini adalah kesempatan yang selama ini sudah saya perjuangkan sekuat tenaga.

Koasisten, aku akan segera datang. 
Insyaa Allaah :)


-nm-