bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful
Kemarin kapan, saya bertemu kakak sepupu saya. Beliau seorang ikhwan, dan saat itu sedang ada acara ke Jogja. Jadilah kami bertemu bertiga, saya, beliau dan adik perempuannya yang sebaya dengan saya dan kuliah juga di Jogja larut dalam perbincangan. Pembicaraan kami pun bergeser ke arah sebuah hal yang sering sekali diperbincangkan oleh keluarga. Pernikahan. Saya merasa sedikit heran, melihat kakak saya yang sudah mapan ini belum juga menikah. Usia cukup, rumah sendiri sudah ada, pekerjaan mapan, dan saat ini pun ia sedang kuliah melanjutkan studinya di S2. Secara fisik menurut saya ia pun tak bermasalah. Lantas ada apa?
"Aku masih menunggunya cha.."
Sontak saya teringat kisah nya dengan seorang akhwat. Seorang akhwat yang pernah ia lamar beberapa tahun lalu. Seseorang yang pernah ia ceritakan padaku.
"Awalnya ia akan memberikan jawaban setelah lulus kuliah S1, tapi nyatanya kini ia melanjutkan kuliah S2 dulu.."
"Lho, kenapa mas?"
"Sempat aku juga mikir gitu. Tapi ternyata wisuda kemarin ia cumlaude dan medapatkan beasiswa kuliah S2. Aku bisa menerima alasannya cha.."
"Oh begitu..Subhanallah..pintar ya mbaknya.."
"Apakah ia memintamu menunggu mas? Menggantungmu seperti ini? Bukankah itu tidak boleh?"
"Nggak sih cha, waktu itu dia cuma bilang belum siap menikah saat itu. Aku tau ia berkata itu tidak hanya padaku, banyak ikhwan lain yang juga melamarnya dan ia menjawab dengan jawaban yang serupa."
"Lantas, apakah sebenarnya ia membebaskanmu untuk memilih akhwat lain mas?"
"Sebetulnya iya, ia membebaskan para ikhwan yang melamarnya untuk memilih akhwat lain jika memang tidak kuat. Aku pun tak yakin ikhwan lain masih menunggunya."
"Lho, lha kalo gitu kenapa masih nunggu mas? Kan sudah dibebaskan untuk memilih akhwat lain. Kenapa harus menunggu sesuatu yang belum pasti?"
"Karena aku merasa mantap dengannya. Banyak godaan cha sebetulnya, banyak akhwat lain yang ditawarkan padaku. Tapi aku ndak bisa. Ndak mantap semuanya di hati."
"Heumm.."
"Jadi jika nanti jawabannya itu tidak, bukan salahnya dia juga lho mas. Mbaknya kan ndak minta untuk ditunggu."
"Iya sih cha, salahku juga yang nunggu dia sampai lulus dulu. Lha tapi gimana lagi. Aku hanya bisa berusaha sebaik mungkin cha.."
"Sampai sekarang masih sering kontak2an sama mbak nya mas?"
"Ndak cha, ndak pernah. Sms pun mungkin hanya sekali dalam 3 bulan. Aku dulu ketika melamarnya bahkan tidak pernah tahu wajahnya itu seperti apa. Cuma ketika mama bercerita tentangnya, aku langsung mantap melamarnya."
"Oh begitu..ya sudah semoga diberi yang terbaik mas."
dan nasihatnya yang paling mengena saat itu adalah..
"Jangan memberi harapan pada ikhwan cha. Ikhwan akan lebih bersemangat apabila diberi harapan. Kalo ada yang berniat mendekati, langsung suruh ke rumah, bilang baik-baik ke orangtua. Dari situ akan tampak keseriusannya. Jangan bermain hati, apalagi sampai lewat jalur pacaran seperti kebanyakan remaja. Jika ada yang datang, istikharahkan. Lantas langsung di jawab."
"Insyaa Alloh"
***
semoga Alloh memberikan yang terbaik untukmu,
barokallahu fiikum.
*percakapan ada yang sedikit diubah agar dapat lebih dimengerti*
*percakapan ada yang sedikit diubah agar dapat lebih dimengerti*
6 komentar:
oooo,, gituuu..
hehe,, baru baca ini. Jazakillahu khairan 'ala hadzihi postingan.. *ngacobeneran*.
MasyaAllah.., the 'mbak' must have an inner byuti.
subhanallah...
=)))
"kemarin kapan?" -----> contoh membahasa Indonesiakan bahasa Jawa.
hoho..
heumm...kok masih nunggu ya?
bukannya itu malah bikin si mas jadi "sakit"?
trus ntar kalo si mbak malah dapet ikhwan lain apa ndak sakit tu si mas?
haduh..haduh..
cinta, deritanya tiada akhir.
hehe..
mbak elva :
na'am mbak, saya pernah ketemu dengan mbak nya secara langsung, memang cantik luar dalam, insyaa Alloh.
hehe
mas ichal :
yap, saya kan memang orang Jawa asli.
ketahuan deh..mentranslate kata ndek wingi jadi kemarin kapan..hoho
ndak tau juga ya mas, saya juga bingung.
mungkin menurut masnya, mbak nya itu pantas untuk diperjuangkan.
do'akan saja ya semoga mereka diberi yang terbaik.
Amiin.
he'em, sayah kagum sama orang yang demikian. Padahal tiap manusia pasti memiliki aib. Hanyasaja Allahu Ta'ala menutupi aibnya, hingga yang dapat dilihat manusia hanyalah kebaikannya.
hm, wannabe
yep yep.
setuju mbak elvaa
Posting Komentar
feel free to drop any comments, friends! ^^