Recent Posts

Selasa, 14 Februari 2012

karena cinta itu sederhana

Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Merciful

Karena cinta itu sederhana.



Sungguh, cinta itu sederhana adanya. Hanya saja ketika ia mulai tercampur dengan berbagai macam keinginan manusia ia menjadi rumit layaknya benang wol yang kusut tak tahu ujung dan akhirnya. Terkadang, yang kita perlukan adalah mencoba melihat nya dari sudut pandang yang berbeda dari kebiasaan manusia. Gunakanlah hati. Gunakanlah rasa. Karena kesederhaan cinta itu ada. Simaklah..

Sebuah subuh, ketika seorang suami hendak bepergian jauh. Sang suami mesra berpamitan dengan istri tercinta. Mencium kening sang istri, ia berucap “Sayang, oleh-oleh apa yang ingin kubawakan untukmu?”. Sang istri tersenyum, berat melepaskan kepergian suami. “ Bagiku, engkau pulang dengan selamat, tanpa kurang suatu apapun sudah jauh lebih dari cukup. “.

Inilah kesederhanaan cinta. Tak menuntut apapun. Karena bagi seorang istri, keberadaan seorang suami di sisinya sudah lebih dari cukup dibandingkan buah tangan terindah apapun.

Suatu malam. Sang suami terpaksa pulang malam. Istri dirumah pun cemas menunggu. Beberapa jam terlewati, sang suami yang ditunggu tak kunjung datang. Makan malam buatan sang istri belum tersentuh sama sekali. Sang istri khawatir, suami belumlah makan malam hingga ia menunggu suami untuk makan bersama. Cemas tak tertahankan. Malam pun sudah teramat larut. Istri yang keletihan menunggu pun tertidur di samping pintu rumah. Berharap, jika sang suami mengetuk pintu, ia dapat segera mendengar dan membukanya untuk suami tercinta. Sang suami akhirnya pulang ke rumah. Dengan perut kosong, ia yakin sang istri telah memasakkan makan malam untuknya malam itu. Namun, ketika mendapati waktu telah beranjak larut saat pulang, ia tak tega mengetuk pintu. Kasihan, sang istri pasti sudah tertidur. Menunggu pagi tiba, ia keletihan. Tertidur di depan pintu rumah. Sepasang suami istri itu sama-sama tak tahu, bahwa mereka hanya dipisahkan oleh pintu depan rumah mereka. Dengan kondisi yang sama, menahan lapar, menanti pasangannya.

Inilah kesederhanaan cinta. Setia, tanpa diminta. Menyayangi tak hanya lewat lisan,namun juga dalam kehidupan keseharian. Tak menanti balasan.

Ketika sang suami telah dihadapan istri, ia mencium kembali kening istrinya. Istripun bahagia tiada terkira. Melihat suami yang keletihan, ia segera mempersilakan suami untuk beristirahat. Senyum bahagia terpancar dari wajah sang istri. Suami yang juga tersenyum, malu-malu memberikan sesuatu untuk istri. Sebuah buah tangan, bukan tas bermerk, sepatu mahal atau bahkan perhiasan. Namun sepotong pakaian baru untuk sang istri. Sederhana, namun manis. Sang suami menyadari betul, sang istri tak pernah meminta dibelikan apapun. Ia hanya ingin, istri bahagia dengan pakaian barunya. Karena istrinya selama ini telah bekerja keras menyediakan keperluannya. Serta menjaga buah hatinya dengan penuh cinta. Istri yang tak menyangka suaminya membawa buah tangan sangat bahagia. Sungguh, suaminya penuh perhatian padanya. Tanpa ia minta pun, suami mengerti. Pakaian rumahnya saat itu sudah penuh tambalan disana-sini. Betapa suaminya memperhatikannya.

Inilah kesederhaan cinta. Perhatian kecil dari suami yang patut dipuji. Ia memahami, tanpa kata. Ia peduli tanpa banyak bicara. Baginya, sebuah senyum yang terpancar dari wajah istrinya sudah cukup untuk membahagiakan hatinya.

Kata orang, dalam kehidupan berumah tangga ada dua hal yang tak boleh lepas. Yakni sabar, dan syukur. Suami yang sabar akan kepribadian istrinya. Menyadari bahwa wanita diciptakan lebih lemah dari lak-laki. Suami yang sabar pada istrinya, akan memahami terkadang wanita memang adakalanya “bengkok” layaknya rusuk pertama. Suami yang sabar, akan memahami, terkadang istri tidak membutuhkan solusi, ia hanya membutuhkan teman berbagi. Betapa banyak cerita suami yang tak sabar pada sang istri. Pukul sana, pukul sini, bentakan, caci maki dan ucapan kasar terus menyertai kehidupan rumah tangganya. Sungguh, tak pantas bagi seorang suami untuk berbuat demikian. Tidakkah ia mengingat bahwa..

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah no. 284)

Selanjutnya..

Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (H.R. Ibnu Hibban).

Sedangkan sifat yang harus dimiliki seorang istri adalah syukur. Bersyukur dengan apapun yang diberikan oleh suaminya. Bersyukur atas kehidupan rumah tangganya. Ia tak pernah melirik rumah tangga lain, dengan penuh kemewahan dan cerita yang ada didalamnya. Ia mensyukuri, apapun yang diberikan suami haruslah dihargai. Betapa ia menyadari suaminya telah berpayah-payah mencari nafkah bagi penghidupan rumah tangganya. Istri yang bersyukur pada suami, istri yang beruntung. Karena ia mampu memahami bahwa kehidupan dunia tak abadi. Kebahagiaan sejati, bukan pada harta, kedudukan dan rupa yang dimiliki oleh suami. Namun pada bagaimana ia menata hati dan mensyukuri. Banyak cerita istri yang tak mampu mensyukuri suaminya. Menjadi seorang isti yang tunjuk sana-tunjuk sini. Ingin ini, ingin itu. Membandingkan rumah tangganya dengan rumah tangga orang lain. Merasa suami belumlah mampu memenuhi kebutuhannya. Sungguh, sudah seharusnya ia mengingat, bahwasanya..

Rasulullah shollallohu ‘alaih wa sallam bersabda, “Saya melihat  kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita.” Para sahabat bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka mengingkari keluarga dan kebaikan-kebaikan suami. Jika sekiranya engkau berbuat baik kepadanya, lalu ia melihat sedikit kekurangan darimu, maka ia berkata: ‘Saya tidak melihat suatu kebaikan darimu sama sekali’.” (HR. Al-Bukhari No. 29 dan Muslim No. 907)

Percayalah. Cinta itu sederhana.



Further reading :


-nm-

8 komentar:

seperti cerita dosen saya *kisah nyata*
:D
kata beliau juga, "cinta itu tidak pernah menuntut, namun senantiasa memberi"
agak risih sih pas dengerin cerita beliau, tapi ternyata ada pelajarannya juga dibalik cerita "sederhana" itu.

kenapa risih mas?
cerita beliau seperti apa memangnya?

cha,, dikau buka jam konsultasi kah? tiap hari apa?jam berapa? hehe.... :3

hihi, mbak gayung ni hlo.
acha jadi pingin malu >.<

sering2 sharing ya mbak,
buat mbak gayung boleh gratis deh tiap konsultasi sama "dokter cinta"..ihihi, tinggal ketok kamar acha kapanpun mbak :P

kereeeen...bisa buat motivasi temen2, sodara n ane sendiri tentunya.....seph seph seph...

ijin share yho

subhanallah bagusnyaa :D

masih mencoba mengerti...hehe

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^