Recent Posts

Rabu, 01 Desember 2010

Aku menyebut mereka rekan sejawat


Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh, The Most Gracious The Most Merciful

Rekan sejawat, begitulah aku memanggil mereka. Mereka temanku, dalam perjuanganku meniti ilmu kedokteran di Kota Yogyakarta. Bersyukur sekali, bisa mengenal mereka. Karena dengan demikian,aku tak merasa berat menanggung perjuangan ini disini.

Kata ibu dulu benar, “Jika kuliah di kedokteran, minimal di kos ada temen yang juga kuliah di kedokteran”. Dan kini aku menyadarinya dengan betul. Bahwa, memang berat sekali jika harus sendiri belajar di kos tanpa teman yang juga kuliah di kedokteran. Karena terang saja, kuliah di kedokteran memang sedikit berbeda dibandingkan dengan fakultas lain. Waktu,pikiran dan tenaga kami sedikit lebih terkuras dengan dunia kampus. Dan itulah setidaknya yang aku rasakan ketika di kosan ini. Kala teman-teman, kakak dan adik kosan masih bisa tertawa menonton televisi, kami harus berkutat dengan tumpukan handout, buku tebal dan praktikum yang harus terselesaikan dengan baik. Dan melihat ada rekan sejawat yang juga bertahan untuk belajar, aku pun jauh lebih bersemangat untuk bertahan.

Kami berenam, termasuk aku, adalah mahasiswi Pendidikan Dokter FK UGM angkatan 2009. Meski sejujurnya kami tak begitu dekat dalam hal interpersonal tapi bisa dibilang kami cukup akrab. Kami memang tak seperti sahabat yang setiap hari berbagi cerita. Tapi kami selalu berusaha ada saat yang lain membutuhkan tangan dan bantuan dari yang lainnya.

Pernah suatu ketika, kakak kosanku bertanya padaku , “Disini kedokterannnya lumayan banyak ya cha, kalian juga ada saingan gitu ndak?” Aku terdiam saat itu. Sungguh, kata “persaingan” bukanlah kata yang familiar di benakku. Kakak kosanku heran sekali, melihat meski kami berenam satu fakultas di kedokteran duduk di kelas yang sama tapi kami tak pernah sedikitpun merasakan adanya persaingan. Sungguh, aku sendiripun juga tak mengenal kata persaingan dengan mereka.

Ujian blok. Itulah momok yang selalu kami hadapi setiap 2 bulan sekali. Tiap akhir blok akan ada ujian dengan tingkat kesulitan yang lama kelamaan semakin bertambah. Dan tahukah, ada rutinitas unik yang selalu kami kerjakan setiap menjelang ujian blok. Kami akan berkumpul, di salah satu kamar (entah mengapa biasanya di kamarku) kemudian membahas soal-soal ujian blok tahun-tahun lalu bersama. Sungguh, menyenangkan sekali rasanya. Kami tak bersaing, sungguh tak ada sedikitpun rasa persaingan muncul di benak kami. Kami saling berbagi ilmu dan pemahaman kami tentang materi kuliah. Dan itu membuat kami merasa jauh lebih mudah dalam menghadapi ujian. Menyamakan persepsi, mungkin bisa dibilang seperti itu namanya. Diselingi dengan canda tawa dan gurauan yang lucu. Lalu adegan mencorat-coret kertas teman yang salah menjawab sambil cekikikan. Belum lagi celetukan-celetukan konyol yang teceplos saat pusing dengan materi kuliah. Dan di akhir pembahasan, kami akan saling mendo’akan dan membagi semangat.” Semoga ujian blok kali ini lancar yaa, Amiin “. Menyenangkan bukan? :)

Itu baru ujian blok. Selain itu masih banyak ujian yang kami lewati bersama. OSCE misalnya. Ujian keterampilan medis ini pun menjadi momok bagi kami. Dan kamipun menyempatkan belajar bersama selain belajar dengan kelompok tutorial kami masing-masing. Disaat yang lain menjadi dokternya, maka yang lain akan menjadi pasiennya. Ada yang menghitung waktunya, dan ada yang mengecek ceklisnya juga. Kemudian dilakukan secara bergantian satu sama lain. Hal ini membuat kami jauh lebih percaya diri dalam menghadapi beberapa dosen,dokter dan professor killer yang terkenal pelit nilai itu kala ujian. Alhamdulillah.

Setiap akan praktikum, kami pun tak pelit membagi soal pretes yang ada di kelompok kami. Kami memang ada yang berbeda kelompok tutorial. Dan setiap kelompok biasanya soal pretesnya akan berbeda. Kalaupun sama ya “Alhamdulillah” ( :D). Tapi jika berbeda pun tak akan rugi, karena dengan mengetahui soal pretes kelompok lain, kami jadi lebih paham apa yang harus kami pelajari untuk esok hari.

****
Setiap semangat, tawa, senyum, duka, airmata, cerita dan memori lainnya yang kalian bagi sangat berkesan sekali untukku, kawan. Rekan sejawat, yang terikat dalam satu payung di bawah ikatan kedokteran. Yang insyaa Alloh, bersama kita akan terus berjuang. Menjadi dokter yang bermanfaat,menjadi” 5 Stars Doctor” yang sering di dengungkan oleh almamater kebanggaan kita. Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.
Viva Medica!! ^^



*catatan di akhir blok 2.2 “Safe Motherhood and Neonates”

Ditulis saat salah satu rekan sejawat tertidur pulas dikamarku
Di tengah usahanya belajar, menahan kantuk dan malas yang menyerang
Dan di antara kebosananku membaca slide kuliah yang seakan tak pernah habis


Tetaplah bersemangat karena Rabb Mu! :)



3 komentar:

Semangat calon Bu Dokter!!! Be a good muslimah doctor ya...

wah...sebagai mahasiwa fakultas lain saya tersinggung lho..
tpi sebagai teman biasa wae...hehe..semangat yooo

mbak zahra :
Amiin, insyaa Alloh.
maturnuwun mbak.
^^

arsyada:
tidak ada maksud menyinggung fakultas lain.
ini kan hanya apa yang aku alami, syad.
kondisinya bisa berbeda tergantung orang lain yang merasakannya.

sippo, semangat juga untukmu..

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^