Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name Of Alloh, The Most Gracious The Most Merciful
Sejak masuk FK saya selalu tertarik dengan Farmakologi yang berkutat dengan obat-obatan.
Dan kali ini tentang masalah klasik yang sudah sering terjadi di Indonesia, yakni tentang penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
Hmm, rasanya miris sekali. Melihat antibiotik yang seharusnya diberikan dengan resep dokter itu bebas diperjualbelikan di masyarakat. Bukankah sudah jelas di tulisannya “Only with prescription” atau “Harus Dengan Resep Dokter”?? Tapi kenapa masih saja apotik memperjualbelikan antibiotik tanpa resep dokter??
Padahal bahaya dari kesalahan penggunaan antibiotik sangatlah fatal. Salah satunya adalah resistensi dari bakteri yang ada dalam tubuh terhadap antibiotik. Nah, kalau sudah begitu antibiotik apapun tak akan mempan lagi di tubuh kita. Padahal untuk menemukan antibiotik dengan jenis terbaru akan dibutuhkan waktu yang lama . Jadilah kita tinggal menunggu bakteri berkembang biak menguasai tubuh kita. Ngeri juga kan??
Kesalahan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat sendiri sudah sangat beragam. Mulai dari dosis yang salah, yakni dimulai langsung dari spektrum yang luas dengan dosis tinggi. Kemudian salah aturan minum antibiotik serta kesalahan persepsi tentang antibiotik. Karena kebanyakan masyarakat berpikiran bahwa semua penyakit bisa disembuhkan dengan antibiotik. Hmm, big no for that!!
Maka marilah bersikap kritis, dengan apapun yang terjadi disekitar kita. Kalau terpaksanya minum antibiotik, tanya dengan jelas pada dokternya. Bagaimana dosisnya, cara minum dan aturannya, serta efek samping yang ditimbulkan. Karena terkadang pihak dokternya pun tak mau aktif memberikan pengarahan pada pasiennya.
Tetap sehat dan semangat!!
^^
2 komentar:
kalau yang saya dengar dari masyarakat umum, biasanya mereka langsung beli ke apotek karena pengalaman. maksudnya, dulu kakaknya sama persis sakitnya dengan sakit yang diderita adiknya. ibunya langsung saja beli obat ke apotek..
antibiotik itu kan harus diminum sampai habis ya? seandainya ada sesorang yang uangnya tidak cukup untuk membeli antibiotik tersebut sebagaimana seharusnya, mana yang lebih baik bagi dia? hanya mengkonsumsinya setengah periode atau sama sekali tidak mengkonsumsinya?
terima kasih sebelumnya..
wah, mbak zahra mampir ke blog saya.
maturnuwun
^^
hmm, iya juga ya mbak.
masalahnya masyarakat kan tidak tahu dosis dari antibiotik itu dan cara minumnya juga.
jadinya kondisi ini berbahaya jika terus berlanjut.
tapi memang sulit sekali ya pada praktiknya untuk diterapkan.
iya, antibiotik harus diminum sampai habis sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter.
kalo memang kendalanya biaya, lebih baik meminta obat generik saja pada dokternya.
antibiotik yang generik itu jauh lebih murah dibandingkan dengan yang bermerk dagang tertentu, padahal kandungannya sama dengan obat bermerk.
kira-kira harganya bisa 10 kali lipat lebih murah dibandingkan dengan obat bermerk.
karena kalo minum cuma setengah itu juga tidak diperbolehkan, kalo tidak diberi antibiotik juga infeksi bakterinya akan sulit sembuh.
oia, kalo misalnya disuruh minumnya 3 kali sehari itu juga salah lho mbak, yang benar adalah setiap 8 jam ^^
demikian
semoga cukup menjawab ya.
^^
Posting Komentar
feel free to drop any comments, friends! ^^