Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Garcious The Most Merciful
Catatan kecil di tahun ketiga – end
Sudah baca cerita nafsa di “catatan kecil di tahun ketiga” kah? Jika belum,
mungkin bisa baca itu dulu ya, biar nggak bingung dengan alur ceritanya. Yuk,
mari disimak dan diambil manfaatnya (semoga).
Kami Waria!
Nah, perjalanan panjang dari Monjali ke Bank Indonesia pun akhirnya
berakhir dengan sebuah diskusi kecil dengan para waria yang sedang “nyebong” di
kawasan Bank Indonesia. Saat itu, ada sekitar belasan waria yang datang
menghampiri kami untuk berdiskusi. Sejujurnya, saya tak nyaman melihat mereka.
Berpakaian minim, dan menarik mata. Dengan tangan terus saja memegang rokok
yang sepertinya tidak habis-habis di hisap. Duh, ini sungguh bukan kondisi yang
nafsa bisa mudah terbiasa.
Tapi, sepertinya para waria itu mengerti ketidaknyamanan kami.
Beberapa dari mereka bergeser ke pinggir ketika merokok, dan mendekat ketika
tidak merokok. Alhamdulillah. Diskusi pun berlangsung seru, dan asyik. Beberapa
dari kami sempat menanyakan berbagai macam pertanyaan, dan para waria pun tak
bosan menjawab pertanyaan kami. Kebetulan kami sudah kenal dengan salah satu
waria yang juga Koordinator Lapangan di LSM tersebut. Hal ini membuat kami
merasa lebih nyaman untuk bertanya apapun tentang kehidupan para waria.
Waria sendiri, adalah singkatan dari Wanita Pria, dalam bahasa Inggris
mereka biasa disebut dengan “Shemale”. Para waria ini biasa menyambung hidup
dari pekerjaan yang biasa mereka lakukan, yang terkadang masih berkutat dengan
dunia malam. Ada yang mengamen, menjadi pegawai salon, atau justru menjadi
pekerja seks komersial. Mengapa mereka masih terjun di dunia malam? Alasannya
klasik : kesulitan uang untuk menyambung hidup.
Apa yang bisa kita lakukan?
Setelah sesi diskusi bersama para waria, kami pun melakukan diskusi
kecil sekelompok. Program apa yang akan kami bawa untuk mereka? Heumm. Banyak
sekali hal yang bisa kami gali dari diskusi tersebut. Pertama adalah masalah
kesehatan. Para waria ini sangat erat hidupnya dengan seks bebas dan seks tidak
sehat. Tentu saja akibatnya kejadian penyakit seks menular pun menjadi hal
biasa yang dijumpai para komunitas mereka. Bahkan, para waria ini juga sudah
hafal nama penyakitnya karena sudah seringkali mendapatkan penyuluhan mengenai
masalah ini. Karena kondisinya demikian, masalah pertama tidak akan kami angkat
menjadi program kelompok ini.
Masalah kedua adalah rokok. Dunia waria betul-betul dipenuhi asap
rokok yang tiada berhenti berkepul. Entah mengapa, para waria ini meski
hidupnya tidak berkecukupan masih saja bisa menyediakan uang untuk membeli
rokok dalam jumlah besar. Namun, karena
para waria pun sudah terlalu sering mendapatkan penyuluhan mengenai rokok, kami
pun tidak menjadikan masalah ini sebagai dasar dari pembuatan program. Kami pun
bingung. Apa yang bisa kita lakukan?
Para waria itu butuh uang
Setelah sering berdiskusi dengan teman-teman, akhirnya kami memutuskan
untuk membuat sebuah program yang melenceng cukup jauh dari bidang kami. Kami
akan membuat sebuah Talk Show tentang Wirausaha dengan para pembicara yang
kompeten di bidangnya. Kenapa kami membuat program ini? Heumm, karena kami melihat
bahwasanya para waria ini masih sangat kekurangan uang untuk menyambung hidup.
Dan untuk mencegah mereka terus saja menjadi pekerja seks komersial, kami ingin
wawasan mereka terbuka untuk berwirausaha. Sehingga secara tidak langsung
mereka juga akan berhenti dari dunia malam. Selain itu, kami juga berusaha
mengubah pola pikir para waria yang materialistis untuk lebih paham akan
prioritas kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.
Saatnya berusaha, teman!
Nah, untuk merealisasikan program kami, kami membutuhkan dana yang
cukup banyak. Sekitar 1 juta lebih yang harus kami cari dalam waktu kurang dari
sebulan. Awalnya, kami beriuran terlebih dahulu untuk menutup kekurangan dana.
Namun, setelahnya kami pun berpikir untuk berusaha mencari dana dengan cara
menjadi agen fotocoy buku di angkatan. Alhamdulillah, dana pun terkumpul. Usaha
kami setiap hari menawarkan buku ke teman-teman seangkatan sukses besar. Bahkan
nilai untungnya terbilang cukup banyak untuk sebuah usaha awal. Kelompok kami
pun terkenal dengan sebutan kelompok yang rajin jualan. Hihi.
Selain berjualan, kami pun membentuk kepanitiaan kecil untuk program
ini. Alhamdulillah, teman-teman kelompok nafsa, TNK 26 sangat kompak dan mau
bekerja bersama. Bahkan satu hari sebelumnya kami berkumpul di rumah ketua
untuk simulasi acara dan rapat bersama. Sungguh menyenangkan bekerja bersama mereka.
Oh iya, karena acara kami sedikit menyimpang dari bidang kesehatan, akhirnya
nafsa dan seorang teman berusaha melobi LSM Quit Tobacco Indonesia. LSM ini
bekerja di bidang upaya anti rokok. Kami pun mendapatkan izin untuk membagikan
flyer, kalender dan sticker anti merokok di acara kami. Selain itu, di tengah
sesi istirahat akan diputarkan video anti rokok yang diharapkan mampu
menyadarkan para waria tentang bahaya merokok.
This is it! BINARAGA : Bincang
Wira Usaha dengan Waria
Akhirnya hari H pun tiba. Kami pun bersiap dengan acara ini.
Sertifikat, snak dan hal-hal terkait acara ini sudah siap. LCD proyektor dan
sound system pun sudah ada. Salut! Teman-teman saya memang luar biasa!
Akhirnya, pada tanggal 18 Maret 2012 tepat pukul 13.00 acara pun di mulai. Sesi pertama di di isi
oleh pembicara dari Fakultas Psikologi UGM yang akan membawakan materi motivasi
bagi para waria untuk berwirausaha. Sedangkan sesi kedua diisi oleh pembicara
dari Fakultas Ekonomi UGM, yang berisi tentang tips dan trik bagi para waria
untuk berwirausaha. Di akhir sesi ada pula diskusi kecil dengan seorang waria
yang sudah sukses berwirausaha.
Para waria tampak asyik menikmati acara ini. Mereka tampak antusias
dan bersemangat mengikuti acara ini.
Setelah acara ini selesai kami pun mengadakan follow up untuk
memfasilitasi waria yang memang benar-benar serius untuk berwirausaha. Kami
mengadakan sebuah focus group discussion untuk para waria berminat berwirausaha
untuk lebih leluasa tanya jawab dengan para narasumber yang ada. Setelah
program kami usai, kami pun berpamitan dengan LSM tersebut. Kami juga
berterimakasih pada para pengurus LSM yang selama ini membantu kami untuk
menjalankan program tersebut dengan baik.
Manis itu terasa di akhir,
ternyata..
Alhamdulillah, acara kami pun usai. Dan ternyata Alloh menghargai
usaha kami selama ini dengan cara yang luar biasa. Proposal yang kami ajukan ke
bagian Skills Lab untuk mendapatkan dana telah disetujui. Selain itu, kelompok
kami mendapatkan pujian dari bagian Skills Lab dan LSM KEBAYA sebagai kelompok
terbaik yang mengadakan tugas “Integrated Patient Management” di angkatan 2009.
Kyaa. Dan ternyata, selepas acara ini usai, kami juga mendapatkan sertifikat
khusus dari fakultas atas usaha kami yang sukses ini. Alhamdulillah bi ni’matihi
tatimusshalihaat..^^
Begitulah catatan kecil nafsa di tahun ketiga. Semoga bisa diambil
manfaatnya ya.
Special thanks to :
Allohu Ta’ala, yang berkenan memberikan pengalaman luar biasa
ini.
Kelompok TNK 26 : Acha, Alex, Eka, Ova, Aria, Tara, Febi,
Elpha, Adhit, Ima dan Nusantara..
terimakasih untuk kerjasama yang tak terlupa..Senang menjadi
bagian dari kalian..^^
Skills Lab FK UGM yang telah berbaik hati menyetujui proposal
kami..
LSM Kebaya, atas partisipasi dan keterbukaannya mengikuti
program ini..
Alhamdulillah..
-nm-
1 komentar:
Sipp bagus sekali,, Terus berkontribusi teman!
Posting Komentar
feel free to drop any comments, friends! ^^