Recent Posts

Jumat, 22 Juni 2012

HSC Skills Lab : Pemeriksaan Neurologis Berorientasi Kasus

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful



Skills Lab : Pemeriksaan Neurologis Berorientasi Kasus
Referensi : buku skillslab, workplan teman-teman
-nafsa-
Kita review singkat per kasus aja ya. Ini yang didapat pas sesi skillslab di kelompokku. Untuk masukan dari teman-teman dengan pendapat yang berbeda, silakan disampaikan. Sambil baca kasus di buku neuro boleh juga. Yuk dimulai..
A.      Stenosis Kanalis Spinalis
Diagnosis Banding : Low Back Pain karena Spondylolysthesis, Spondylosis, Hernia Nucleus Puposus, Spondylolysis.
·         Identitas Pasien : Mr. X, 30 Tahun, TNI
·         Anamnesis : RPS
ü  Keluhan Utama : Nyeri pada pinggang dan punggung bagian bawah.
ü  Onset : 2pekan
ü  Lokasi : pinggang dan punggung bagian bawah
ü  Durasi : konstan, terus menerus
ü  Karakteristik : Nyeri menjalar dari pantat kiri, sampai ujung jari kaki kiri.
ü  Yg memperparah : Bersin, berjalan 10 langkah, takut untuk BAB (karena biasanya berdiri setelah jongkok akan terasa sakit sekali)
ü  Yg memperingan : -
RPD :
ü  Sudah pernah sakit serupa selama 4 kali
ü  Tidak ada riwayat batuk, pilek, dan trauma
ü  Riwayat medikasi diberikan obat berbentuk kapsul dan tablet selama 5 hari serta suntikan
ü  Tidak ada riwayat alergi
RPK :
ü  Tidak ada riwayat keluarga menderita sakit yang sama
·         Pemeriksaan Fisik:
ü  Vital Sign : dbn
ü  Patognomonis :
Inspeksi dan palpasi punggung bawah tidak ada kelainan. Lingkar paha kiri < lingkar paha kanan ( selisih 3 cm), lingkar betis kiri < lingkar betis kanan ( selisih 2 cm). Dorso fleksi kaki kiri melemah, plantar fleksi kaki kiri normal
ü  Tes Lasegue : Positif (kaki kiri <30 derajat, kaki kanan 45 derajat)
Pemeriksaan Lasegue adalah pemeriksaan dengan pasien berbaring kemudian kedua tungkai diluruskan (ekstensi). Satu tungkai kemudian diangkat lurus terhadap lutut, kemudian di fleksikan terhadap panggul. Pastikan bahwa tungkai yang lain harus dalam keadaan ekstensi baik pada lutut maupun panggul.  Pada keadaan normal, akan dapat dicapai sudut 70 derajat sebelum timbul rasa sakit. Apabila pasien merasa kesakitan sebelum sudut 70 derajat maka disebut dengan tanda Lasegue positif. Namun pada pasien yang sudah lanjut usia patokannya menjadi 60 derajat. Tes Lasegue ini dilakukan untuk meregangkan N. Ischiadicus dan radiks-radiksnya.
ü  Tes Valsava : positif
Tes Valsava dilakukan dengan meminta pasien untuk menutup mulut dan hidung kemudian meniup sekuatnya.
ü  Tes Naffziger : positif
Tes Naffziger dilakukan dengan menekan kedua vena jugularis, dimana nantinya akan terjadi peningkatan pada tekanan cairan serebrospinal. Hal ini akan menyebabkan tekanan pada radiks meningkat sehingga akan timbul nyeri radikuler
ü  Tes Patrick : negatif
Tes Patrick dilakukan dengan cara tungkai pasien dalam posisi fleksi pada sendi lutut sementara tumit diletakkan pada lutut yang satunya lagi. Kemudian lutut pada tungkai yang difleksikan tadi ditekan kebawah. Apabila ada kelainan pada sendi panggul maka penderita akan merasakan nyeri di sendi panggul tadi.
ü  Tes Kontra Patrick : negatif
Tes Kontra Patrick dilakukan dengan memposisikan fleksi pada salah satu sendi lutut dan sendi panggul, kemudian lutut di dorong ke medial. Apabila sendi pada sakro-iliaka ada kelainan maka akan terasa sakit.
ü  Pemeriksaan lain, dalam batas normal
·         Pemeriksaan Penunjang
ü  Elektroneurografi
ü  Myelografi / Caudografi
·         Terapi
ü  Medikamentosa : Beri analgesik untuk mengurangi rasa nyeri, injeksi steroid epidural untuk mengurangi inflammasi dan iritasi nervus. Dapat pula diberikan roborantia saraf.
ü  Operasi : Laminectomy, apabila sukses prognosisnya baik. Terapi pasca operasi adalah pengurangan aktivitas berlebihan, berlatih fisik dengan teratur, jangan mengangkat beban yang terlalu berat terlebih dahulu.
·         Edukasi : minta pasien untuk membatasi aktivitasnya terlebih dahulu, seringkali melakukan aktivitas fisik dan mengikuti fisioterapi.

B.       Idiopathic Epilepsy (Primary Generalized Epilepsy)
Diagnosis Banding : Absence Seizures (petit-mal), Tonic Seizures, Clonic Seizures, Myoclonic Seizures, Simpel Partial Seizures, Complex Partial Seizures, Syncope
·         Identitas Pasien : Nn. X, 15 Tahun
·         Anamnesis : RPS
ü  Keluhan Utama : Kejang dan tidak sadarkan diri.
ü  Onset : 2 jam yang lalu
ü  Lokasi : seluruh tubuh
ü  Durasi : konstan, terus menerus
ü  Karakteristik : Kejang diikuti dengan penurunan kesadaran
ü  Yg memperparah : aktivitas berlebihan atau lingkunan yang panas
ü  Yg memperingan : -
RPD :
ü  Sudah pernah sakit serupa selama 6 kali dalam setahun terakhir dan sejak usia 1 tahun apabila panas
ü  Tidak ada riwayat batuk, pilek, dan demam
ü  Riwayat medikasi berobat teratur sampai usia 5 tahun, tidak pernah kambuh sampai setahun terakhir
ü  Tidak ada riwayat alergi atau obat-obatan terlarang
ü  Riwayat persalinan pasien tidak menangis spontan ketika dilahirkan
RPK :
ü  Tidak ada riwayat keluarga menderita sakit yang sama
·         Pemeriksaan Fisik:
ü  Vital Sign : dbn
ü  Patognomonis :
Lakukan pemeriksaan tonus otot, refleks patologis dan fisiologis, pemeriksaan GCS, dan kekuatan otot.
ü  Pemeriksaan lain, dalam batas normal
·         Pemeriksaan Penunjang
ü  EEG (Elektroensefalografi) à cari gelombang epileptiform diffuse.
ü  Pemeriksaan Lab ( Gula darah, Elektrolit dan Ureum)
·         Terapi  
ü  Non Medikamentosa : Sebelum diagnosis ditegakkan, apabila kasus ini merupakan kondisi epilepsi maka segera berikan manajemen untuk memastikan patensi jalan nafas. Posisikan pasien untuk mencegah aspirasi ke saluran nafas ( miringkan pasien agar saliva bisa keluar) dan cegah jangan sampai lidah tergigit.
ü  Medikamentosa : Phenobarbital loading dose : 180 mg 2.d.d selama 3 hari atau sama dengan maintenance. Untuk maintenance berikan 90-180 mg/hari dalam single dose.
·         Prognosis : Tidak semua pasien dengan Idiopathic epilepsy mengalami rekurensi. Biasnaya hanya sekitar 30-70% dan dapat lebih tinggi pada pasien dengan abnormalitas EEG.

C.       Meningioma
Diagnosis Banding : Migrain, Trigeminal Neuralgia, Pseudotumor Cerebri, Cluster Headache, dsb
·         Identitas Pasien : Mas. X, 20 Tahun, Mahasiswa
·         Anamnesis : RPS
ü  Keluhan Utama : Sakit kepala
ü  Onset :  2 minggu yang lalu, 3 hari yang lalu disertai peningkatan rasa nyeri dan keinginan muntah
ü  Lokasi : kepala sebelah kanan
ü  Durasi : 1 jam
ü  Karakteristik : Nyeri disertai rasa ingin muntah dan semakin berat
ü  Yg memperparah : Banyak bergerak
ü  Yg memperingan : Tiduran à untuk menurunak tekanan intracranial
RPD :
ü  Sudah pernah sakit serupa sejak SMA
ü  Tidak ada riwayat batuk, pilek, dan demam. Serta tidak ada riwayat hipertensi dan trauma kepala
ü  Riwayat medikasi sewaktu SMA diberikan obat tablet dan kapsul kemudian sembuh setelah selang seminggu
ü  Ada penurunan berat badan drastis, penurunan nafsu makan dan prestasi.
ü  Tidak ada keluhan buang air kecil dan buang air besar.
RPK :
ü  Tidak ada riwayat keluarga menderita sakit yang sama
·         Pemeriksaan Fisik:
ü  Vital Sign : dbn
ü  Patognomonis :
Lakukan pemeriksaan tonus otot, refleks patologis dan fisiologis, pemeriksaan GCS, dan kekuatan otot.
Pemeriksaan Nervus Cranialis untuk melokalisasi tumor intracranial atau massa lain di otak.
Pemeriksaan System Motorik dan Sensoris
ü  Pemeriksaan lain, dalam batas normal
·         Pemeriksaan Penunjang
ü  CT-Scan à untuk tahu ada massa intracranial atau tidak
·         Terapi  
ü  Medikamentosa : Obat-obatan anti nyeri / analgesik untuk mengurangi keluhan nyeri pasien
ü  Operasi : Total resection dari tumor dengan craniotomy
·         Prognosis :  Apabila dapat direseksi dengan komplit biasanya akan bertahan hidup, namun ada kemungkinan untuk rekurensinya.
·         Terapi pasca operasi : Diberikan dexamethasone untuk menurunkan permeabilitas vaskuler, efek sitotoksi dan menginhibisi pembentukan tumor dan menurunkan produksi CSF. Dapat pula dilakukan radiotherapy apabila tumor tidak dapat di reseksi dengan komplit.
·         Edukasi : Rehabilitasi pasien, dan adanya penanganan dari kecacatan yang dapat terjadi pasca operasi.

D.      STROKE ISKEMIK
Diagnosis Banding : Stroke Hemorraghik, Massa Intracranial, dsb
·         Identitas Pasien : Tn. X, 65 Tahun
·         Anamnesis : RPS
ü  Keluhan Utama :Lemah separuh anggota badan bagian kanan.
ü  Onset :  kalo stroke infarction itu biasanya evolusioner jadi udah dirasakan pelan-pelan
ü  Lokasi : anggota tubuh bagian kanan
ü  Durasi : konstan, bertambah parah
ü  Karakteristik : Lemah anggota tubuh yang semakin memberat, disertai lethargi
ü  Yg memperparah : -
ü  Yg memperingan : -
RPD :
ü  Baru pertama kali
ü  Tidak ada riwayat batuk, pilek, trauma dan demam
ü  Ada riwayat hipertensi lebih dari 4 tahun, perokok berat lebih dari 1 bungkus perhari, penderita Diabetes Mellitus lebih dari 5 tahun dan tidak kontrol teratur
ü  Riwayat Medikasi diberikan obat 3 macam tablet untuk  5 hari
ü  Tidak ada riwayat alergi atau obat-obatan terlarang
RPK :
ü  Tidak ada keterangan (Tapi ada kemungkinan orang tua menderita hipertensi atau DM juga biasanya)
·         Pemeriksaan Fisik:
ü  Vital Sign :  Tekanan Darah : 200/110 mmHg lainnya dalam batas normal
ü  Patognomonis :
Kesadaran Somnolen, Pemeriksaan pupil isokor ( ), refleks cahay dan kornea positif, tes  refleks patologis (positif) dan fisiologis,  pemeriksaan sensoris (hemihipesthesia) dan pemeriksaan motoris, pemeriksaan GCS, dan kekuatan otot.
ü  Pemeriksaan lain, dalam batas normal
·         Pemeriksaan Penunjang
ü  EKG à synus rhytm dengan gambaran Left Ventricula Hypertrophy (LVH)
ü  Pemeriksaan Lab : Gula Darah Sewaktu ( 230 mg.dl) Total Cholesterol 300 mg/dl, LDL 160 mg, HDL 60 mg, dan Trigliserida 250 mg.
·         Terapi  :
ü  Pengobatan Umum
1.       Breathing à jaga jalan nafas tetap bebas dan fungsi paru-paru cukup baik
2.       Brain à berikan manitol, atau apabila ada kejang dapat diberikan dyphenyilhydantoin atau Carbamazepine
3.       Blood à jaga tekanan darah tetap normal (namun jangan pada fase akut karena akan mengurangi tekanan perfusi ke otak sehingga menambah iskemik lagi). Kadar Hb dan Glukosa dipertahankan tetap dalam batas normal.
4.       Bowel à defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Sadari apabila ada kelainan sistem pencernaan, misalnya Obstipasi dsb
5.       Bladder à Pehatikan jangan sampai terjadi retentio urine. Apabila terjadi inkontinesia maka dapat dilakukan pemasangan kateter.
ü  Pengobatan Khusus
1.       Terapi dulu faktor risiko à kontrol hipertensi, diabetes mellitus, dsb
2.       Berikan antiplatelet (EX : Aspirin) atau antikoagulan ( ex : heparin), dapat pula diberikan Tissue Plasminogen Activator
·         Prognosis : Tergantung pada keparahan strokenya dan sejauh apa bagian otak yang terkena. Pasien bisa sembuh kembali dengan minimal sisa stroke, namun dapat pula dengan masalah permanen misalnya aphasia, dsb. Pasien dengan kelemahan anggota gerak bagian bawah lebih ringan akan memiliki prognosis yang lebih baik untuk sembuh.
·         Edukasi / Prevensi Sekunder :
1.   Kontrol tekanan darah
2.   Hentikan rokok
3.   Kontrol gula darah dan kolesterol, dll


E.       MENIERE DISEASE
Diagnosis Banding : BPPV, Vertigo Central, Labyrinthities
·         Identitas Pasien : Mas. X, 18 Tahun, Pelajar
·         Anamnesis : RPS
ü  Keluhan Utama : Sempoyongan
ü  Onset :  biasanya < 24 jam, mendadak
ü  Lokasi : di kepala terasa berputar
ü  Durasi : berjam-jam
ü  Karakteristik : pusing seperti berputardisertai gangguan tidur, telinga berdenging, nyeri perut dan mual muntah
ü  Yg memperparah : -
ü  Yg memperingan : -
RPD :
ü  Sudah pernah sakit serupa sebanyak lebih dari 4 kali
ü  Riwayat medikasi pernah diberikan obat tablet dan kapsul kemudian sembuh setelah selang seminggu
ü  Tidak ada riwayat trauma dan rudapaksa serta tidak ada penurunan berat badan.
RPK :
ü  Tidak ada riwayat keluarga menderita sakit yang sama
·         Pemeriksaan Fisik:
ü  Vital Sign : dbn
ü  Patognomonis :
Lakukan pemeriksaan telinga secara lengkap, tes pendengaran (biasanya ada tinnitus pada high pitch > 4000 Hz dan NSHL), dan lakukan manuver Dix-Hallpike (untuk eksklusi BPPV). Pemeriksaan kepala akan dan nervus kranialis akan menunjukkan adanya nystagmus horizontal.
ü  Pemeriksaan lain, dalam batas normal
·         Pemeriksaan Penunjang
ü  BERA (Brain Evoked Response Audiometry)
·         Terapi  
ü  Beri obat anti histamin ( ex : metizine ) atau anti kolinergik ( scopolamine ), dapat pula diberikan diuretik untuk mencegah hydrops cairan endolimfe, serta diberikan sedatif untuk menurunkan rasa cemas pasien.
·         Prognosis :  Kemungkinan rekurensi ada
·         Edukasi : Sampaikan pada pasien secara lengkap dan jelas. Nasihati pasien untuk makan diet rendah garam, dan menjaga kebersihan telinga.

Alhamdulillah..
Semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada yang salah yah.

-nm-

0 komentar:

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^