In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful
Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most
Merciful
VERTIGO PERIFER : MANAGEMENT AND
PROGNOSIS OF EQUILIBRIUM DISORDER
Dr. Luh Putu Lusy Indrawati
Sp.THT-KL, M.Kes
Alhamdulillah, kita berdo’a dulu ya
teman..
Oke, karena sesi kali ini merupakan
lanjutan dari kuliah dr. Lusy yang berjudul Vertigo Perifer : Anatomy,
Physiology and Diagnosis of Equlibrium Apparatus, jadi silakan sambil dilihat
slidenya. Sama kok. Ehehe. Langsung aja yaah.
Seperti
yang telah kita ketahui vertigo merupakan sebuah sensasi berputar yang
dirasakan oleh pasien. Sensasi berputar ini dapat bersifat objektif maupun
subjektif. Objektif artinya pasien merasa bahwa lingkungan disekitarnya lah
yang berputar, sedangkan subjektif berarti pasien merasa bahwa dirinya relatif
berputar dibandingkan dengan lingkungan di sekitarnya. Untuk penyebabnya,
vertigo bisa bersifat perifer maupun sentral. Vertigo perifer biasanya
disebabkan pada kelainan di sistem vestibulocochlear di telinga, sedangkan vertigo
central bisa disebabkan kerusakan atau lesi pada cerebellum. Untuk lebih
jelasnya silakan baca cakul sebelumnya ya. Insyaa Alloh sudah dibahas lebih
lanjut. Kita bahas perkasusnya aja ya.
Vertigo
Perifer
BENIGN PAROXSYMAL POSITIONAL VERTIGO
Merupakan penyebab paling sering pada vertigo perifer, yakni
sekitar 30%. Patofisiologi terjadinya BPPV adalah karena adanya canalolithiasis
yakni stimulasi dari canalis semisirkularis oleh debris yang terapung di cairan
endolimfe.Debris biasanya terjadi karena adanya trauma kepala yang menyebabkan
otoconia terlepas dari utriculus.
Syndrom yang terjadi adalah adanya episode singkat dari vertigo
yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala akan dipengaruhi oleh
perubahan posisi namun paling sering dipengaruhi oleh posisi decubitus lateral
dengan telinga yang sakit dibagian bawah.
BPPV tidak disertai dengan adanya penurunan
pendengaran, dan biasanya vertigonya akan berlanjut sampai beberapa
pekan kemudian hilang spontan atau pada beberapa kasus dapat terjadi rekurensi.
Pada BPPV biasanya disertai dengan adanya nystagmus yang dipengaruhi oleh
posisi kepala. Untuk membedakannya dengan nystagmus central maka kita dapat
melakukan manuver Dix-Hallpike atau Nylen Barany.
Udah tau kan ya manuvernya kek mana? Emm, jadi pasien diminta
untuk duduk di kasur atau meja dengan
posisi kepala dan mata menghadap ke
atas. Secara cepat pasien dibaringkan dengan kepala menggantung diujung kasur,
sekitar 45 derajat garis horisontal. Kemudian pasien diminta untuk melaporkan
adanya vertigo dan pemeriksa melihat adakah nystagmus yang terjadi pada kedua
bola mata pasien. Setelah itu, ulangi tes tadi dengan ditambahkan membelokkan
kepala pasien 45 derajat ke kanan ketika berbaring, dan 45 derajat ke kiri.
Amati setiap nystagmus yang terjadi dan tanyakan pada pasien adakah vertigo
yang dirasakan.
Nah, tapi manuvernya tadi diatas cuma ngebedain apakah
nystagmusnya itu berasal dari vertigo central atau perifer. Apa bedanya? Jadi,
kalau vertigo perifer itu biasanya nystagmusnya akan dipengaruhi oleh perubahan
posisi kepala. Sedangkan pada vertigo central, nystagmusnya tidak terpengaruhi
oleh perubahan posisi kepala.
Sedangkan terapi untuk BPPV adalah dengan melakukan manuver
untuk mereposisi debris yang ada di cairan endolimfe untuk kembali ke vestibulum sehingga dapat diabsorbsi. Selain
itu, dapat juga diberikan obat vestibulosupressant untuk memberikan kompensasi
terhadap disfungsi vestibular.
MENIERE DISEASE
Karakteristik dari penyakit meniere adalah adanya episode
vertigo yang berlangsung dari hitungan menit sampai hari disertai dengan adanya
tinnitus dan progressive sensoryneural hearing loss. Penyakit meniere biasanya
dikaitkan dengan adanya mutasi pada gen cochlin pada chromosome 14q12-q13.
Onset terjadinya meniere disease adalah pada usia 20 dan 50
tahun dimana laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan perempuan. Penyebab
penyakit meniere adalah adanya hidrops dari cairan endolimfe , yakni
terjadinya peningkatan volume endolimfe di labyrinthine, namun
mekanisme patologis kenapa bisa terjadi kondisi demikian masih belum diketahui.
Trias yang terjadi pada meniere disease adalah : vertigo,
tinnitus dan sensoryneural hearing loss. Pada kondisi terjadinya
peningkatan sensoryneural hearing loss, maka vertigonya akan menjadi bertambah
ringan (berbanding terbalik). Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
nystagmus yang horizontal atau rotational.
Pada pemeriksaan audiometry terjadi kehilangan pendenganran dari nada murni dengan frekuensi rendah.
Pada syndrom meniere, tiga gejala tadi akan hilang kemudian
berulang dengan waktu antara satu serangan dengan serangan selanjutnya akan
semakin pendek.
Terapi dari penyakit meniere adalah dengan pemberian
diuretik, yakni hydrochlorothiazide dan triamterene. Apabila dengan terapi
medikamentosa dan manuver pengembalian debris ke utriculus sudah dilakukan
namun tidak ada perbaikan maka bisa dilakukan tindakan operasi yakni dengan
pembuatan endolymphatic shunt, labyrinthectomy, atau pemotongan dari nervus
vestibular.
ACUTE PERIPHERAL VESTIBULOPATHY
Acute peripheral vestibulopathy adalah kondisi untuk
menggambarkan adanya serangan akut pada vertigo, yang biasanya menghilang
dengan spontan, serta tidak disertai
dengan adanya penurunan pendengaran dan disfungsi sistem saraf pusat. Penyakit
yang termasuk dalam kondisi ini adalah Labirinthitis Akut dan Vestibular
Neuritis. Vestibular neuritis sendiri adalah kondisi peradangan pasa saraf
vestibular yang biasanya disebabkan karena infeksi virus.
Karakteristik dari kelainan ini adalah adanya vertigo yang
disertai dengan mual dan muntah dan bertahan hingga 2 pekan. Gejalanya dapat
berulang terjadi dan ada kemungkinan terjadinya disfungsi vestibular yang
permanen. Pada pasien dengan kondisi demikian biasanya cenderung berbaring ke
samping dengan telinga yang sakit ada dibagian atas. Ada pula nystagmus yang
mengarah pada telinga yang tidak sakit, namun pada pemeriksaan audiometry
semuanya masih normal.
Terapi yang dapat diberikan pada kondisi ini adalah dengan
pemberian prednisone 20 mg peroral dua kali sehari selama 1-14 hari.
Sekarang,
kita ke manajemen vertigonya aja. Oke, apa sih yang kita pikirkan ketika
tiba-tiba seorang pasien datang dengan keluhan pusing yang terasa berputar?
Yap, tentu saja kita harus menegakkan diagnosis dari penyakit nya lewat
berbagai macam tahapan pemeriksaan mulai dari anamnesis, sampai ke pemeriksaan
penunjang. Untuk vertigo, cara untuk menegakkan diagnosisnya pertama kali
adalah sebagai berikut:
1.
Tanyakan
apakah pusing yang dirasakan pasien adalah vertigo dan bukanlah bentuk lain
dari dizziness (misalnya presyncope dsb)?
2.
Tanyakan
apakah gejala vertigo yang dirasakan tersebut terus menerus terjadi atau
terjadi secara berulangkali?
3.
Tanyakan
apakah vertigo tersebut dipengaruhi oleh posisi kepala?
4.
Lakukan
anamnesis secara lengkap
5.
Lakukan
pemeriksaan umum dan neurologis untuk memeriksa kondisi pasien.
Mengidentifikasi Penyebab (kita pake algoritma yang ada di slide ya,
bagus kok)
1. Acute Spontaneous Vertigo
Merupakan vertigo yang terjadi secara
spontan dan mendadak. Biasanya disebabkan karena penyakit-penyakit infeksi,
inflammasi atau adanya kelainan di sistem cardiovaskuler.
2. Episode vertigo berulang yang merespon terhadap posisi kepala
3. Episode vertigo berulang yang tidak respon terhadap perubahan posisi
kepala
Nah,
setelah kita bisa mengidentifikasi, maka terapinya untuk setiap vertigo adalah
bergantung pada masing-masing tipe vertigo yang terjadi. Berikut ini adalah
daftar terapi vertigo berdasarkan tipenya :
Alhamdulillah, selesai. Mohon maaf
kalo ada yang kurang jelas atau salah. Kritik dan saran silakan disampaikan
langsung ke nafsa. Terimakasih banyak untuk
Jo, Vale dan Yara yang udah
bantu cari slide kuliah ini. Setelah diundur kuliahnya, susah cari dosen dan
slidenya, dan halangan lainnya, akhirnya cakul ini bisa selesai juga meski
kurang maksimal karena udah mau ujian. Terimakasih juga buat Lusy atas combo maut kita bikin cakul
ini.
Khusus buat teman kelompok TNK 26 : Asada Napitupulu (if you know what I
mean) dan kawan2, ehehe (mesti pada protes kenapa nggak disebut semuanya? Wkwkwk.
Oke deh..ada Elpha, Tara, Rochima, Ova,
Febi, Adit, Aria, dan Eka) tetap kompak dan semangat yah!
Semoga bermanfaat!
Solo, 18 Mei 2012 :3:54
AM
-nm-
0 komentar:
Posting Komentar
feel free to drop any comments, friends! ^^