In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful
PATHOLOGY OF EYE MOVEMENT
Based on : Lecture dr. Hartono, Sp.M
(K)
-nafsa-
Alhamdulillah, ini merupakan
kelanjutan dari cakul yang udah ditulis oleh Nunik di week 3 ya. Silakan sambil
dilihat juga boleh..^^
A. PERGERAKAN BOLA MATA
Pergerakan dari bola mata merupakan sebuah proses yang sangat
rumit dan kompleks. Hal ini dikarenakan adanya beberapa sistem yang terkait
dalam pergerakan bola mata. Otot-otot yang mengatur pergerakan bola mata
diinervasi oleh nervus kranialis III,IV, dan VI. Kelainan yang biasa terjadi
pada pergerakan bola mata akan menimbulkan gangguan diplopia atau disebut juga
penglihatan ganda.
Fungsi oculomotor dapat dibagi menjadi dua kategori yakni
fungsi otot ekstraoculer dan intraoculer (mengontrol lensa dan pupil). Yang
termasuk dari otot2 ekstraoculer adalah Rectus media, inferior, dan superior, serta
otot inferior oblique yang diinnervasi oleh N.III, kemudian ada pula otot
superior oblique yang diinervasi oleh N.IV dan otot rectus lateral yang
diinnervasi oleh N.VI. Otot-otot diluar bola mata yang turut serta dalam
pergerakan bola mata tersebut memiliki fungsi masing-masing yang khas untuk
setiap pergerakannya. Sedangkan yang termasuk dalam otot intrinsik bola mata
adalah otot yang diinervasi oleh sistem autonom. Yang termasuk didalamnya
adalah otot sphincter iris dan otot siliaris yang diinervasi oleh bagian
parasimpatis dari N.III.
Nah, dalam bekerjanya otot2 bola mata ini bisa sinergis
maupun antagonis. Sinergis artinya otot2 bola mata akan bekerja seiring dan
seirama dalam melihat suatu objek, sedangkan antagonis artinya akan saling
berlawanan ketika bekerja.
Untuk gerakan
monooculer biasanya kita sebut sebagai gerakan duksi (duction) namanya
tergantung dari arahnya, misalnya kalo liat ke bawah namanya jadi infraduksi,
dsb. Sedangkan penglihatan binoculer dibagi menjadi dua macam, yakni penglihatan
konjugate atau yang biasa disebut sebagai version yang terjadi ketika dua bola
mata bergerak ke arah yang sama untuk melihat suatu benda. Misalnya ketika
melihat kesamping kanan kedua bola mata akan bergerak ke kanan.
Sedangkan penglihatan binoculer yang kedua disebut dengan
penglihatan disjugate atau yang biasa disebut dengan vergens yang berarti
ketika melihat suatu benda maka kedua bola mata akan menuju arah yang
berlawanan. Misalnya adalah ketika kita melihat benda di arah midsagital yang
jauh dari kita, maka mata kanan dan mata kiri akan bergerak ke arah yang
berbeda (saling menjauh), sedangkan ketika kita melihat benda yang dekat maka
kedua bola mata juga akan saling mendekat (berlawanan).
B. TUJUAN DAN TIPE GERAKAN BOLA MATA
Tujuan dari adanya pergerakan bola mata adalah untuk
memfiksasi suatu objek, mengubah fiksasi dan mempertahankan fiksasi pada objek
yang bergerak dan memperthankan fiksasi ketika kepala bergerak. Sedangkan
tipe-tipe dari pergerakan bola mata adalah sbb :
- Fixation à merupakan gerakan bola mata
untuk melihat suatu objek tertentu
- Pursuità gerakan bola mata untuk
mengikuti benda yang bergerak
- Saccadic à gerak cepat bola mata untuk
kembali ke posisi normal setelah mengikuti objekyang bergerak
- Vestibulooculer à gerakan bola mata untuk
mempertahankan keseimbangan
- Optokinetik à gerakan bola mata yang
merupakan gabungan dari gerakan vestibulooculer, saccadic dan pursuit dan
biasanya nystagmus yang terjadi adalah nystagmus normal.
- Vergens à gerakan dua bola mata yang
berlawanan (tadi udah dijelaskan di atas yaa)
Contoh
kasus adalah pada saat kita sedang naik prameks (kereta favoritku ! zzz ga
penting), terus kita lihat ada sebuah gubuk
di tepi sawah. Saat itu gerakan bola mata yang terjadi adalah fiksasi.
Nah, karena kereta itu berjalan terus maka akan meninggalkan gubuk tadi,
sedangkan mata kita tetep pingin ngliat gubuk itu (ini namanya gerakan
pursuit). Lama kelamaan karena terlalu jauh maka mata kita udah nggak bisa ngliat
gubuk tadi. Akhirnya mata kita kembali ke pandangan depan mata, nah gerakan
bola mata untuk mengembalikan pandangan yang semula ke gubuk terus menjadi
normal adalah gerakan saccadic.
- GANGGUAN PADA
PERGERAKAN BOLA MATA
Pada kuliah ini gangguan yang dibahas adalah adanya lesi
infranuclear yang terdiri dari paresis dari N. III, IV, dan VI dan nystagmus.
Gejala yang mungkin terjadi adalah adanya binoculer diplopia, kompensasi dari
posisi kepala untuk mempertahankan pandangan dan adanya pergerakan ilusory dari
bola mata.
a.
Paresis
pada N.III biasanya tidak ada diplopia karena adanya keterlibatan dari pupil
sehingga apabila pupilnya juga rusak maka mata juga udah nggak bisa lihat jelas
kan ya? (Entahlah nafsa juga kurang yakin soalnya mendadak ditengah jalan
rekamannya nggak kedengeran apa 2 T.T silakan ditambahkan kalo ada yang tahu
yaa )
b.
Paresis
N.IV biasanya akan disertai dengan diplopia vertical karena N.IV menginervasi
otot superior oblique yang akan menggerakkan bola mata ke arah inferior nasal.
Nah, karena ada paresis dari N.IV makanya bola mata nggak bisa bergerak ke
inferior nasal. Akibatnya mekanisme kompensasi yang terjadi untuk melihat kebawah adalah
adanya tilting dan chin-chest head position. Jadi dagunya nempel kedada biar bisa
lihat bawah.
c.
Paresis
N.VI biasanya akan disertai dengan diplopia horizontal karena N.VI akan
menginervasi otot rectus lateral sehingga apabila terjadi paresis N.VI maka akibatanya
pasien kesulitan melihat kearah lateral. Akibatnya mekanisme kompensasi yang
muncul adalah adanya head-turning posistion yakni apabila ingin melihat kearah
lateral, kepalanya juga harus ikut menengok.
Nystagmus
Nystagmus merupakan gerakan bola mata yang cepat dan tidak
terkontrol. Menurut tipenya, nystagmus dibagi menjadi beberapa macam, yakni sb
:
·
Pendular
nystagmus : merupakan tipe nystagmus yang arah gerakannya seperti pendulum (
tau pendulum? Itu loh lonceng kalo nggak salah). Nah, berdasarkan arah nya
nanti ada nystagmus vertical, horizontal dan oblique.
·
Jerk
nystagmus merupakan nystagmus yang terdiri dari fase cepat dan fase lambat.
Nama dari nystagmus ini didasarkan pada arah gerakan cepatnya yakni ke atas,
kebawah, kekiri, atau kekanan.
Selain
kondisi nystagmus patologis, ada juga nystagmus physiologis yakni nystagmus
yang terjadi karena adanya gerakan bola mata yang optokinetik (udah dijelaskan
di awal yah?) dan adanya stimulasi pada canalis semisirkularis. Sedangkan
kondisi nystagmus patologis terjadi ketika ada gangguan vetibular sehingga
menyebabkan vestibular nystagmus, baik central maupun perifer. Selain itu
nystagmus patologis juga dapat terjadi pada kondisi kelainan congenital dan
adanya kebocoran di integrator. Untuk kelainan kebocoran integrator maka
nystagmus yang terjadi adalah gaze nystagmus.
Alhamdulillah, selesai juga tugas bikin hsc di blok ini.
Nafsa mohon maaf kalo kurang jelas yah, qodarulloh rekamannya nggak
kedengaran di tengah-tengah.
Semangat untuk rekan2 PD 2009 FK UGM, semoga ujian blok kita lancar yaah!
Aamiin.
^^
Imam Al Hasan Al Basri -rahimahullah- berkata,
"Seorang mukmin selalu berprasangka baik kepada Allah, sehingga
perbuatan-perbuatan merekapun menjadi baik, sementara seorang munafik selalu
berprasangka buruk kepada Allah, sehingga perbuatan-perbuatan mereka menjadi
buruk". (Abu Nu'aim, Hilyatul Awliya' 2/39)
-nm-
0 komentar:
Posting Komentar
feel free to drop any comments, friends! ^^