Recent Posts

Jumat, 22 Juni 2012

HSC : Vertigo Perifer, Management and Prognosis

bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful


Bismillahirrahmaanirrahiim
In  The Name of Alloh The Most Gracious The Most Merciful
VERTIGO PERIFER : MANAGEMENT AND PROGNOSIS OF EQUILIBRIUM DISORDER
Dr. Luh Putu Lusy Indrawati Sp.THT-KL, M.Kes



Alhamdulillah, kita berdo’a dulu ya teman..

Oke, karena sesi kali ini merupakan lanjutan dari kuliah dr. Lusy yang berjudul Vertigo Perifer : Anatomy, Physiology and Diagnosis of Equlibrium Apparatus, jadi silakan sambil dilihat slidenya. Sama kok. Ehehe. Langsung aja yaah.

Seperti yang telah kita ketahui vertigo merupakan sebuah sensasi berputar yang dirasakan oleh pasien. Sensasi berputar ini dapat bersifat objektif maupun subjektif. Objektif artinya pasien merasa bahwa lingkungan disekitarnya lah yang berputar, sedangkan subjektif berarti pasien merasa bahwa dirinya relatif berputar dibandingkan dengan lingkungan di sekitarnya. Untuk penyebabnya, vertigo bisa bersifat perifer maupun sentral. Vertigo perifer biasanya disebabkan pada kelainan di sistem vestibulocochlear di telinga, sedangkan vertigo central bisa disebabkan kerusakan atau lesi pada cerebellum. Untuk lebih jelasnya silakan baca cakul sebelumnya ya. Insyaa Alloh sudah dibahas lebih lanjut. Kita bahas perkasusnya aja ya.

Vertigo Perifer
BENIGN PAROXSYMAL POSITIONAL VERTIGO
Merupakan penyebab paling sering pada vertigo perifer, yakni sekitar 30%. Patofisiologi terjadinya BPPV adalah karena adanya canalolithiasis yakni stimulasi dari canalis semisirkularis oleh debris yang terapung di cairan endolimfe.Debris biasanya terjadi karena adanya trauma kepala yang menyebabkan otoconia terlepas dari utriculus.  Syndrom yang terjadi adalah adanya episode singkat dari vertigo yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala akan dipengaruhi oleh perubahan posisi namun paling sering dipengaruhi oleh posisi decubitus lateral dengan telinga yang sakit dibagian bawah.
BPPV tidak disertai dengan adanya penurunan pendengaran, dan biasanya vertigonya akan berlanjut sampai beberapa pekan kemudian hilang spontan atau pada beberapa kasus dapat terjadi rekurensi. Pada BPPV biasanya disertai dengan adanya nystagmus yang dipengaruhi oleh posisi kepala. Untuk membedakannya dengan nystagmus central maka kita dapat melakukan manuver Dix-Hallpike atau Nylen Barany.
Udah tau kan ya manuvernya kek mana? Emm, jadi pasien diminta untuk  duduk di kasur atau meja dengan posisi kepala dan mata menghadap  ke atas. Secara cepat pasien dibaringkan dengan kepala menggantung diujung kasur, sekitar 45 derajat garis horisontal. Kemudian pasien diminta untuk melaporkan adanya vertigo dan pemeriksa melihat adakah nystagmus yang terjadi pada kedua bola mata pasien. Setelah itu, ulangi tes tadi dengan ditambahkan membelokkan kepala pasien 45 derajat ke kanan ketika berbaring, dan 45 derajat ke kiri. Amati setiap nystagmus yang terjadi dan tanyakan pada pasien adakah vertigo yang dirasakan.
Nah, tapi manuvernya tadi diatas cuma ngebedain apakah nystagmusnya itu berasal dari vertigo central atau perifer. Apa bedanya? Jadi, kalau vertigo perifer itu biasanya nystagmusnya akan dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala. Sedangkan pada vertigo central, nystagmusnya tidak terpengaruhi oleh perubahan posisi kepala.
Sedangkan terapi untuk BPPV adalah dengan melakukan manuver untuk mereposisi debris yang ada di cairan endolimfe untuk kembali ke  vestibulum sehingga dapat diabsorbsi. Selain itu, dapat juga diberikan obat vestibulosupressant untuk memberikan kompensasi terhadap disfungsi vestibular.

MENIERE DISEASE
Karakteristik dari penyakit meniere adalah adanya episode vertigo yang berlangsung dari hitungan menit sampai hari disertai dengan adanya tinnitus dan progressive sensoryneural hearing loss. Penyakit meniere biasanya dikaitkan dengan adanya mutasi pada gen cochlin pada chromosome 14q12-q13.
Onset terjadinya meniere disease adalah pada usia 20 dan 50 tahun dimana laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan perempuan. Penyebab penyakit meniere adalah adanya hidrops dari cairan endolimfe , yakni terjadinya peningkatan volume endolimfe di labyrinthine, namun mekanisme patologis kenapa bisa terjadi kondisi demikian masih belum diketahui.
Trias yang terjadi pada meniere disease adalah : vertigo, tinnitus dan sensoryneural hearing loss. Pada kondisi terjadinya peningkatan sensoryneural hearing loss, maka vertigonya akan menjadi bertambah ringan (berbanding terbalik). Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya nystagmus yang horizontal atau rotational.  Pada pemeriksaan audiometry terjadi kehilangan pendenganran dari  nada murni dengan frekuensi rendah.
Pada syndrom meniere, tiga gejala tadi akan hilang kemudian berulang dengan waktu antara satu serangan dengan serangan selanjutnya akan semakin pendek.
Terapi dari penyakit meniere adalah dengan pemberian diuretik, yakni hydrochlorothiazide dan triamterene. Apabila dengan terapi medikamentosa dan manuver pengembalian debris ke utriculus sudah dilakukan namun tidak ada perbaikan maka bisa dilakukan tindakan operasi yakni dengan pembuatan endolymphatic shunt, labyrinthectomy, atau pemotongan dari nervus vestibular.

ACUTE PERIPHERAL VESTIBULOPATHY
Acute peripheral vestibulopathy adalah kondisi untuk menggambarkan adanya serangan akut pada vertigo, yang biasanya menghilang dengan spontan, serta  tidak disertai dengan adanya penurunan pendengaran dan disfungsi sistem saraf pusat. Penyakit yang termasuk dalam kondisi ini adalah Labirinthitis Akut dan Vestibular Neuritis. Vestibular neuritis sendiri adalah kondisi peradangan pasa saraf vestibular yang biasanya disebabkan karena infeksi virus.
Karakteristik dari kelainan ini adalah adanya vertigo yang disertai dengan mual dan muntah dan bertahan hingga 2 pekan. Gejalanya dapat berulang terjadi dan ada kemungkinan terjadinya disfungsi vestibular yang permanen. Pada pasien dengan kondisi demikian biasanya cenderung berbaring ke samping dengan telinga yang sakit ada dibagian atas. Ada pula nystagmus yang mengarah pada telinga yang tidak sakit, namun pada pemeriksaan audiometry semuanya masih normal.
Terapi yang dapat diberikan pada kondisi ini adalah dengan pemberian prednisone 20 mg peroral dua kali sehari selama 1-14 hari.

Sekarang, kita ke manajemen vertigonya aja. Oke, apa sih yang kita pikirkan ketika tiba-tiba seorang pasien datang dengan keluhan pusing yang terasa berputar? Yap, tentu saja kita harus menegakkan diagnosis dari penyakit nya lewat berbagai macam tahapan pemeriksaan mulai dari anamnesis, sampai ke pemeriksaan penunjang. Untuk vertigo, cara untuk menegakkan diagnosisnya pertama kali adalah sebagai berikut:
1.       Tanyakan apakah pusing yang dirasakan pasien adalah vertigo dan bukanlah bentuk lain dari dizziness (misalnya presyncope dsb)?
2.       Tanyakan apakah gejala vertigo yang dirasakan tersebut terus menerus terjadi atau terjadi secara berulangkali?
3.       Tanyakan apakah vertigo tersebut dipengaruhi oleh posisi kepala?
4.       Lakukan anamnesis secara lengkap
5.       Lakukan pemeriksaan umum dan neurologis untuk memeriksa kondisi pasien.

Mengidentifikasi Penyebab (kita pake algoritma yang ada di slide ya, bagus kok)
1.      Acute Spontaneous Vertigo
Merupakan vertigo yang terjadi secara spontan dan mendadak. Biasanya disebabkan karena penyakit-penyakit infeksi, inflammasi atau adanya kelainan di sistem cardiovaskuler.
2.      Episode vertigo berulang yang merespon terhadap posisi kepala
3.      Episode vertigo berulang yang tidak respon terhadap perubahan posisi kepala


Nah, setelah kita bisa mengidentifikasi, maka terapinya untuk setiap vertigo adalah bergantung pada masing-masing tipe vertigo yang terjadi. Berikut ini adalah daftar terapi vertigo berdasarkan tipenya :

Alhamdulillah, selesai. Mohon maaf kalo ada yang kurang jelas atau salah. Kritik dan saran silakan disampaikan langsung ke nafsa. Terimakasih banyak untuk  Jo, Vale dan Yara yang udah bantu cari slide kuliah ini. Setelah diundur kuliahnya, susah cari dosen dan slidenya, dan halangan lainnya, akhirnya cakul ini bisa selesai juga meski kurang maksimal karena udah mau ujian. Terimakasih juga buat Lusy atas combo maut kita bikin cakul ini.
Khusus buat teman kelompok TNK 26 : Asada Napitupulu (if you know what I mean) dan kawan2, ehehe (mesti pada protes kenapa nggak disebut semuanya? Wkwkwk. Oke deh..ada Elpha, Tara, Rochima, Ova, Febi, Adit, Aria, dan Eka) tetap kompak dan semangat yah!

Semoga bermanfaat!
Solo, 18 Mei 2012 :3:54 AM




-nm-

0 komentar:

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^