Recent Posts

Selasa, 05 Juni 2012

catatan kecil di tahun ketiga - end


Bismillahirrahmaanirrahiim
In The Name of Alloh The Most Garcious The Most Merciful

Catatan kecil di tahun ketiga – end


Sudah baca cerita nafsa di “catatan kecil di tahun ketiga” kah? Jika belum, mungkin bisa baca itu dulu ya, biar nggak bingung dengan alur ceritanya. Yuk, mari disimak dan diambil manfaatnya (semoga).

Kami Waria!
Nah, perjalanan panjang dari Monjali ke Bank Indonesia pun akhirnya berakhir dengan sebuah diskusi kecil dengan para waria yang sedang “nyebong” di kawasan Bank Indonesia. Saat itu, ada sekitar belasan waria yang datang menghampiri kami untuk berdiskusi. Sejujurnya, saya tak nyaman melihat mereka. Berpakaian minim, dan menarik mata. Dengan tangan terus saja memegang rokok yang sepertinya tidak habis-habis di hisap. Duh, ini sungguh bukan kondisi yang nafsa bisa mudah terbiasa.

Tapi, sepertinya para waria itu mengerti ketidaknyamanan kami. Beberapa dari mereka bergeser ke pinggir ketika merokok, dan mendekat ketika tidak merokok. Alhamdulillah. Diskusi pun berlangsung seru, dan asyik. Beberapa dari kami sempat menanyakan berbagai macam pertanyaan, dan para waria pun tak bosan menjawab pertanyaan kami. Kebetulan kami sudah kenal dengan salah satu waria yang juga Koordinator Lapangan di LSM tersebut. Hal ini membuat kami merasa lebih nyaman untuk bertanya apapun tentang kehidupan para waria.

Waria sendiri, adalah singkatan dari Wanita Pria, dalam bahasa Inggris mereka biasa disebut dengan “Shemale”. Para waria ini biasa menyambung hidup dari pekerjaan yang biasa mereka lakukan, yang terkadang masih berkutat dengan dunia malam. Ada yang mengamen, menjadi pegawai salon, atau justru menjadi pekerja seks komersial. Mengapa mereka masih terjun di dunia malam? Alasannya klasik : kesulitan uang untuk menyambung hidup.

Apa yang bisa kita lakukan?
Setelah sesi diskusi bersama para waria, kami pun melakukan diskusi kecil sekelompok. Program apa yang akan kami bawa untuk mereka? Heumm. Banyak sekali hal yang bisa kami gali dari diskusi tersebut. Pertama adalah masalah kesehatan. Para waria ini sangat erat hidupnya dengan seks bebas dan seks tidak sehat. Tentu saja akibatnya kejadian penyakit seks menular pun menjadi hal biasa yang dijumpai para komunitas mereka. Bahkan, para waria ini juga sudah hafal nama penyakitnya karena sudah seringkali mendapatkan penyuluhan mengenai masalah ini. Karena kondisinya demikian, masalah pertama tidak akan kami angkat menjadi program kelompok ini.

Masalah kedua adalah rokok. Dunia waria betul-betul dipenuhi asap rokok yang tiada berhenti berkepul. Entah mengapa, para waria ini meski hidupnya tidak berkecukupan masih saja bisa menyediakan uang untuk membeli rokok  dalam jumlah besar. Namun, karena para waria pun sudah terlalu sering mendapatkan penyuluhan mengenai rokok, kami pun tidak menjadikan masalah ini sebagai dasar dari pembuatan program. Kami pun bingung. Apa yang bisa kita lakukan?

Para waria itu butuh uang
Setelah sering berdiskusi dengan teman-teman, akhirnya kami memutuskan untuk membuat sebuah program yang melenceng cukup jauh dari bidang kami. Kami akan membuat sebuah Talk Show tentang Wirausaha dengan para pembicara yang kompeten di bidangnya. Kenapa kami membuat program ini? Heumm, karena kami melihat bahwasanya para waria ini masih sangat kekurangan uang untuk menyambung hidup. Dan untuk mencegah mereka terus saja menjadi pekerja seks komersial, kami ingin wawasan mereka terbuka untuk berwirausaha. Sehingga secara tidak langsung mereka juga akan berhenti dari dunia malam. Selain itu, kami juga berusaha mengubah pola pikir para waria yang materialistis untuk lebih paham akan prioritas kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Saatnya berusaha, teman!
Nah, untuk merealisasikan program kami, kami membutuhkan dana yang cukup banyak. Sekitar 1 juta lebih yang harus kami cari dalam waktu kurang dari sebulan. Awalnya, kami beriuran terlebih dahulu untuk menutup kekurangan dana. Namun, setelahnya kami pun berpikir untuk berusaha mencari dana dengan cara menjadi agen fotocoy buku di angkatan. Alhamdulillah, dana pun terkumpul. Usaha kami setiap hari menawarkan buku ke teman-teman seangkatan sukses besar. Bahkan nilai untungnya terbilang cukup banyak untuk sebuah usaha awal. Kelompok kami pun terkenal dengan sebutan kelompok yang rajin jualan. Hihi.

Selain berjualan, kami pun membentuk kepanitiaan kecil untuk program ini. Alhamdulillah, teman-teman kelompok nafsa, TNK 26 sangat kompak dan mau bekerja bersama. Bahkan satu hari sebelumnya kami berkumpul di rumah ketua untuk simulasi acara dan rapat bersama. Sungguh menyenangkan bekerja bersama mereka. Oh iya, karena acara kami sedikit menyimpang dari bidang kesehatan, akhirnya nafsa dan seorang teman berusaha melobi LSM Quit Tobacco Indonesia. LSM ini bekerja di bidang upaya anti rokok. Kami pun mendapatkan izin untuk membagikan flyer, kalender dan sticker anti merokok di acara kami. Selain itu, di tengah sesi istirahat akan diputarkan video anti rokok yang diharapkan mampu menyadarkan para waria tentang bahaya merokok.

This is it! BINARAGA : Bincang Wira Usaha dengan Waria
Akhirnya hari H pun tiba. Kami pun bersiap dengan acara ini. Sertifikat, snak dan hal-hal terkait acara ini sudah siap. LCD proyektor dan sound system pun sudah ada. Salut! Teman-teman saya memang luar biasa! Akhirnya, pada tanggal 18 Maret 2012 tepat pukul 13.00  acara pun di mulai. Sesi pertama di di isi oleh pembicara dari Fakultas Psikologi UGM yang akan membawakan materi motivasi bagi para waria untuk berwirausaha. Sedangkan sesi kedua diisi oleh pembicara dari Fakultas Ekonomi UGM, yang berisi tentang tips dan trik bagi para waria untuk berwirausaha. Di akhir sesi ada pula diskusi kecil dengan seorang waria yang sudah sukses berwirausaha.

Para waria tampak asyik menikmati acara ini. Mereka tampak antusias dan bersemangat mengikuti acara ini.  Setelah acara ini selesai kami pun mengadakan follow up untuk memfasilitasi waria yang memang benar-benar serius untuk berwirausaha. Kami mengadakan sebuah focus group discussion untuk para waria berminat berwirausaha untuk lebih leluasa tanya jawab dengan para narasumber yang ada. Setelah program kami usai, kami pun berpamitan dengan LSM tersebut. Kami juga berterimakasih pada para pengurus LSM yang selama ini membantu kami untuk menjalankan program tersebut dengan baik.

Manis itu terasa di akhir, ternyata..
Alhamdulillah, acara kami pun usai. Dan ternyata Alloh menghargai usaha kami selama ini dengan cara yang luar biasa. Proposal yang kami ajukan ke bagian Skills Lab untuk mendapatkan dana telah disetujui. Selain itu, kelompok kami mendapatkan pujian dari bagian Skills Lab dan LSM KEBAYA sebagai kelompok terbaik yang mengadakan tugas “Integrated Patient Management” di angkatan 2009. Kyaa. Dan ternyata, selepas acara ini usai, kami juga mendapatkan sertifikat khusus dari fakultas atas usaha kami yang sukses ini. Alhamdulillah bi ni’matihi tatimusshalihaat..^^



Begitulah catatan kecil nafsa di tahun ketiga. Semoga bisa diambil manfaatnya ya.

Special thanks to :
Allohu Ta’ala, yang berkenan memberikan pengalaman luar biasa ini.

Kelompok TNK 26 : Acha, Alex, Eka, Ova, Aria, Tara, Febi, Elpha, Adhit, Ima dan Nusantara..
terimakasih untuk kerjasama yang tak terlupa..Senang menjadi bagian dari kalian..^^

Skills Lab FK UGM yang telah berbaik hati menyetujui proposal kami..

LSM Kebaya, atas partisipasi dan keterbukaannya mengikuti program ini..

Alhamdulillah..


-nm-

1 komentar:

Sipp bagus sekali,, Terus berkontribusi teman!

Posting Komentar

feel free to drop any comments, friends! ^^